Persekolahan Harus Direvolusi, Konten Pengetahuan Cukup 10%
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan Praktisi Pendidkan Muhammad Nur Rizal, PhD mengatakan, dunia persekolahan di Indonesia harus direvolusi karena sudah tidak lagi relevan dengan tantangan zaman.
World Economic Forum dalam laporan terbarunya 2020 tentang the future jobs memprediksikan dalam lima tahun ke depan akan ada 85 juta pekerjaan saat ini hilang dengan cepat.
Kemudian 97 juta pekerjaan baru muncul akan tetapi dalam laju yang sangat lambat.
Dalam situasi itu, 50 persen pekerja bakal membutuhkan reskilling dengan 40 persen core skills bakal berubah.
Laporan tersebut juga menjelaskan, sekitar 43 oersen pengusaha yang disurvei akan mengurangi tenaga kerja manusia yang akan digantikan integrasi teknologi.
Bahkan 97% pemimpin bisnis mengharapkan pekerjanya memiliki ketrampilan baru yang belum pernah ada sebelumnya agar bisnisnya bisa bertahan.
Dampak wabah COVID-19 juga akan mempercepat proses untuk menggantikan tenaga kerja manusia dengan proses digitalisasi dan remote working sebesar 84%.
"Persoalannya, apakah paradigma dan fokus pendidikan kita secara fundamental sudah mengantisipasinya dengan mengubah haluan kebijakan politiknya atau sekadar memperbaiki yang rusak secara tambal sulam saja?," kata Rizal dalam seminar Menyiapkan SMK yang kondusif dan hebat melalui ekosistem Gerakan Sekolah Menyenangkan, Senin (26/10).
Pengamat pendidikan Muhammad Rizal menilai sistem persekolahan di Indonesia sudah ketinggalan zaman sehingga harus direvolusi
- Eddy-Riezky Komitmen Hapus Pungli dan Hadirkan 'Satu Desa 5 Sarjana' di Sumsel
- Adaro Donasikan Paket Seragam Sekolah Senilai Rp 2,4 Miliar untuk Anak Kurang Mampu
- Arasoft Dorong Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- Dorong Pengembangan SDM, Jawa Satu Power Bangun Gedung Sekolah untuk SDN Cimalaya 7
- Gaming Symposium Jadi Wadah SMK Berkolaborasi Pelaku Industri Gim
- SANF Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia