Persekusi Marak Akibat Hate Speech Masif di Medsos
jpnn.com, JAKARTA - Istilah persekusi belakangan ini jadi omongan publik. Menurut (Sekjend) Forum Silaturahmi Bangsa (FSB) Djunaidi Sahal, persekusi menjadi marak karena penyebaran ujaran kebencian atau hate speech di media sosial (medsos) yang masif.
Sajal mengatakan, persekusi jelas-jelas menakuti dan meresahkan masyarakat. Namun, aksi melanggar hukum itu menjadi menyebar karena ujaran kebencian yang juga mudah tersebar di medsos.
"Maraknya ujaran kebencian di media sosial menjadi faktor munculnya gesekan di dalam masyarakat. Kami minta semua pihak untuk tidak melakukan ujaran kebencian melalui media apa pun," katanya di sela-sela acara Pelatihan Keimanan di Masjid Raya Hasyim Asyari, Jakarta Barat, Kamis (8/6/2017).
Pelatihan Keimanan FSB itu digelar sejak hari ini hingga 13 Juni mendatang. Kegiatan harian yang diikuti 30 peserta itu dimulai pukul 13.00 hingga menjelang buka puasa.
Kegiatan Pelatihan Keimanan FSB di Masjid Hasyim Asyari Daan Mogot, Jakarta Barat. Foto: dokumentasi FSB
Lebih lanjut Sahal mengingatkan masyarakat bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Karenanya, sudah semestinya setiap rakyat Indonesia juga menjunjung tinggi hukum.
Terkait adanya anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) tertentu yang melakukan persekusi, Sahal menegaskan bahwa sudah semestinya aparat penegak hukum mengusutnya. Sebab, korbannya pun menjadi trauma.
Istilah persekusi belakangan ini jadi omongan publik. Menurut (Sekjend) Forum Silaturahmi Bangsa (FSB) Djunaidi Sahal, persekusi menjadi marak karena
- Tim Hukum RIDO Kecam Persekusi yang Dialami Sukarelawannya yang Pasang Stiker
- Arogansi Pengusaha Suruh Siswa Menggonggong Lenyap saat Ditangkap, Tangan Diborgol, Lihat
- Soroti Kasus Pria Suruh Siswa Menggonggong, Sahroni Minta Polisi Gerak Cepat
- Polisi Usut Penyerangan terhadap Kiai dan Anggota Banser di Karawang
- Umat Kristen Yerusalem Dipersekusi Kelompok Yahudi, Polisi Israel Tutup Mata
- Klaim Dipersekusi, Donald Turmp Merasa Terlalu Kuat, Tak Bisa Dilawan