Perselingkuhan Berujung Saling Tukar Istri di Madura
Ingin Pertahankan Perkawinan, tapi Lamar Istri Rival
Senin, 25 Oktober 2010 – 07:17 WIB
"Saya mau marah, dampaknya juga jelek ke anak-anak. Jadi, ya saya berusaha ikhlas. Itu jalan yang terbaik," kata Khairul di rumahnya, Dusun Toronan Daya, Desa Toronan, Kecamatan Kota, Pamekasan, Sabtu (23/10).
Keikhlasan itu pun harus diterapkan secara total. Termasuk ketika menghadapi Abdul Wahed, si bungsu, yang kerap merengek-rengek ingin bertemu dengan ibunya. Wahed memang belum tahu ke mana gerangan ibunya. Jiwa kecilnya masih tak sanggup menerima pemahaman bahwa ibunya telah berkhianat cinta, lari dengan pria lain. "Kasihan," ujar Khairul yang berprofesi sebagai ustad di salah satu lembaga pendidikan swasta.
Lain Khairul, lain pula Ramyah, ibunya. Perempuan 60 tahun itu masih tak terima putra sulungnya dikhianati. Ibu sembilan anak itu beranggapan, menantunya melakukan perbuatan hina. Yakni, kabur dengan laki-laki lain.
Sembari memangku Masduki, Ramyah mengatakan bahwa dirinya dan Abdul Wahed, suaminya, pernah tak setuju Khairul menjalin kasih dengan Kamariyah. "Sebab, keluarga Kamariyah kaya. Orang terpandang di desanya," katanya.
Ada ungkapan lawas yang menyebutkan, mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Yang terjadi di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, ini lain. Tak terima istrinya
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408