Persepi: Quick Count Bukan Hasil Akhir Pemilu
BACA JUGA: Disuruh Pindah ke Antartika, Lembaga Survei Anggap Prabowo Kurang Kesatria
Menurut Philips, EP dan QC adalah aktivitas scientific yang ada metodenya dan sudah established. "Bukan abal-abal, atau mengarang, atau aktivitas menipu penguin-penguin. Kami adalah scientific yang digelar serius dan bukan main-main," katanya.
Dia mengatakan, QC merupakan sebuah aktivitas yang level kesulitannya paling rendah dalam tinjauan statistik. Philips melihat belakangan ini perdebatan di publik membuat seolah-olah mendelegitimasi metode scientific.
"Kami ajak semua pihak ikut serta membiasakan diri dengan debat ilmiah," katanya.
Lebih lanjut Philips mengatakan, pihak yang menyuruh lembaga yang melakukan QC membuka data, metodologi dan lainnya, sebaiknya juga melakukan hal yang sama. "Tolong ditanyakan apakah di sana mau membuka data juga," ungkap Philips.
BACA JUGA: Lembaga Survei Siap Buka - Bukaan Data Quick Count, Jawaban BPN Malah Begini
Sementara itu, Direktur Charta Politika yang juga Sekjen Persepi, Yunarto Wijaya, menyesalkan ada pihak-pihak yang sudah menyimpulkan bahwa hasil QC pasti salah. Ada pula yang menuding hasil QC berusaha menggiring opini.
Bahkan, menuduh nanti seolah KPU akan menyamakan hasil penghitungan resmi manual dengan QC. "QC yang harus menjadi alat bantu kontrol malah dianggap melihat pemilu jadi ambigu," kata Yunarto.
QC dan EP merupakan pembanding hasil yang dilakukan oleh lembaga nonnegara, dalam hal ini KPU.
- Survei Jateng Jadi Polemik, Persepi Harus Bongkar Data SMRC, Indikator, & Populi Center
- Versi 4 Lembaga Survei: Peluang Pram-Doel Menang 1 Putaran Kian Lebar
- Poltracking Indonesia Jadi Lembaga Paling Akurat Berkat 5 Lapis Verifikasi Data
- Dewan Etik Persepi Cacat Etika Karena Merangkap Wasit & Pemain
- IACN Ungkap Kejanggalan Data Survei Indikator di Pilgub Malut
- Nurdin Halid Sebut Poltracking Mengutamakan Objektivitas & Kejujuran