Persiapan Para Peserta Lombok Audax di Berbagai Daerah (2)
Taklukkan Dataran Tinggi Trawas, Yakin Lolos di Pusuk Pass
Rabu, 23 Januari 2013 – 21:41 WIB
Tempat yang difungsikan sebagai titik finis adalah sebuah joglo yang biasa digunakan sebagai sekretariat Pramuka Ranting Trawas. Sambil bercanda ria, rombongan menikmati santapan ala kadarnya. Sekitar 30 menit berselang, petualangan dilanjutkan. Mereka menempuh jalan yang berbeda dari rute berangkat.
Saat perjalanan pulang itulah semua kelelahan terasa terbayar lunas. Anggota SRBC merasa seperti mendapat "bonus" yang berupa turunan panjang. Di kiri-kanan jalan juga terhampar bukit dengan pemandangan indah. Tak berlebihan jika touring itu juga dianggap sebagai rekreasi. "Kelelahan ini seperti terbayar oleh pemandangan yang hijau ini," ungkap Candra.
Meski demikian, rute balik itu tetap memiliki tantangan berupa bongkahan batu di kiri-kanan jalan. Bahkan, ada jalan menanjak yang menyebabkan rantai road bike Aris Utama, anggota SRBC, putus. Dia terlalu cepat menggenjot pedal sepeda saat mengoper gigi. Tetapi, no problem! Sebab, tim teknis SRBC dengan sigap memperbaiki dan kembali memasang rantai tersebut.
Perjalanan kembali dilanjutkan dengan menuruni kawasan Jolotundo, lalu Ngoro, terus ke Watukosek, Kejapanan, hingga Gempol. Peserta tiba di Graha Pena Surabaya sekitar pukul 11.30. Jarak Surabaya"Trawas mencapai 56 kilometer sehingga total jarak tempuh pergi-pulang (PP) 112 kilometer.
Stage pertama Lombok Audax 26 Januari mendatang langsung menyuguhkan tantangan luar biasa. Para peserta harus menaklukkan curamnya tanjakan di kawasan
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala