Persiapan Para Peserta Lombok Audax Menghadapi Tantangan Gowes 300 Km

Terobos Bundaran HI yang Belum Pulih dari Banjir

Persiapan Para Peserta Lombok Audax Menghadapi Tantangan Gowes 300 Km
(kiri ke kanan) Farley Sumanti, A Krisnamurti, Daryatmo, dan Denny Ramdan yang tergabung dalam komunitas Sewog Sliwer berfoto bersama usai bersepeda melintas di bundaran HI dalam rangka latihan jelang Lombok Audax , kemarin (20/1). FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
Tiga rekan Yayie yang ikut latihan rutin bersama itu juga termasuk yang mundur dan memilih Lombok Audax 400 kilometer. Mereka ingin rute yang lebih "moderat" daripada yang "radikal". "Kalau saya sih yang penting latihannya saja yang rutin," papar Yayie.

Bundaran HI merupakan salah satu menu mingguan bagi para pesepeda Sewog. Rutenya diawali dari kawasan Monas, bundaran HI, Sudirman, SCBD, hingga bablas ke kawasan Kemang di Jakarta Selatan. Jalur itu biasanya dilalui bolak-balik hingga mencapai 100 kilometer. Rata-rata mereka melakukannya tiga kali dalam seminggu.

Karena selama seminggu belakangan Jakarta dikurung hujan dan banjir, mereka tak bisa leluasa berlatih. Bahkan, kata Yayie, persiapan mengikuti Lombok Audax sejak sebulan lalu terbengkalai selama dua minggu gara-gara hujan dan banjir yang mengepung ibu kota.

"Setelah dua minggu tidak berlatih, sekarang harus mulai nol lagi. Praktis, kini persiapan saya tinggal seminggu," kata lelaki 55 tahun tersebut.

Bersepeda ratusan kilometer dalam sehari jelas bukan pekerjaan enteng. Butuh persiapan ekstra. Hal itulah yang dilakukan para peserta Lombok Audax

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News