Persiapan Para Peserta Lombok Audax Menghadapi Tantangan Gowes 300 Km

Terobos Bundaran HI yang Belum Pulih dari Banjir

Persiapan Para Peserta Lombok Audax Menghadapi Tantangan Gowes 300 Km
(kiri ke kanan) Farley Sumanti, A Krisnamurti, Daryatmo, dan Denny Ramdan yang tergabung dalam komunitas Sewog Sliwer berfoto bersama usai bersepeda melintas di bundaran HI dalam rangka latihan jelang Lombok Audax , kemarin (20/1). FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos
Kediaman Yayie tidak terkena banjir karena berada di kawasan yang cukup tinggi di Ragunan, Jakarta Selatan. Namun, rute tengah kota yang biasa dipakai sebagai arena latihan praktis lumpuh. Karena itu, beberapa alternatif latihan harus dia jalani.

Salah satunya adalah melakoni cyclo gear motor. Dengan alat yang biasa dipakai pembalap sepeda berlatih rolling tersebut, Yayie bisa berlatih di dalam ruangan alias indoor. Ada dua macam latihan dengan cara begitu. Satu, melatih kerja jantung. Kedua, melatih kekuatan kaki.

Untuk melatih kerja jantung, caranya adalah menggeber mesin hingga mencapai 90 rpm. Untuk melatih kaki, kecepatan kayuhan hanya 60 rpm, namun gear yang dipakai berat.

"Kami di Sewog punya pelatih khusus yang memantau latihan dengan cyclo. Seminggu dua kali dan masing-masing ada tujuan apakah untuk jantung atau untuk kekuatan kaki. Menjelang Lombok Audax, kami semakin rutin," kata Denny.

Bersepeda ratusan kilometer dalam sehari jelas bukan pekerjaan enteng. Butuh persiapan ekstra. Hal itulah yang dilakukan para peserta Lombok Audax

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News