Persiapan Siswa Peraih Beasiswa Pertukaran ke Luar Negeri
Bawa Bumbu Dapur dan Setumpuk Baju Batik
Saat bertemu dengan Risma, mereka meminta wejangan. ’’Ibu Risma kan pernah mendapat kesempatan pertukaran pelajar ke Seattle. Jadi, kami minta tip-tip belajar di luar negeri,’’ ujar Dhea.
Pada pertemuan itu, tidak ada kecanggungan antara Risma dan para siswa. Mereka mengobrol layaknya orang yang sudah lama kenal. Risma juga memberi masukan untuk video yang digarap Leo dan Dhea. Menurut dia, video tersebut harus lebih banyak menampilkan keseharian di Kota Surabaya dan aktivitas para siswanya. Terdapat juga kehidupan umat beragama di Surabaya yang bisa berdampingan secara rukun dan damai.
Risma pun meminta mereka membawa nama baik kota dan negara. Sejak sekarang, mereka disarankan melatih kemandirian. Ketika hidup di luar negeri nanti, mereka harus melakukan segala sesuatunya sendiri, tidak boleh bergantung kepada orang lain.
Hal tersebut sudah disadari Leo dan kawan-kawan. Saat ini mereka sudah menyiapkan bekal yang dibawa untuk perjalanan nanti. Leo, misalnya. Dia sudah menyiapkan berbagai bumbu dapur siap saji untuk memasak selama di Illinois. Lelaki berusia 17 tahun tersebut memang hobi memasak. Itu juga bisa mengobati rasa kangen dengan masakan Indonesia. ’’Nanti tantangan di sana pasti makanan, temperatur udara, dan homesick. Makanya, saya bawa bumbu-bumbu masakan seperti rawon, soto, dan nasi goreng,’’ katanya.
Dhea juga tidak ketinggalan. Keluarganya sudah menyiapkan makanan jadi untuk dibawa. Sang nenek memasakkan rendang yang bisa awet cukup lama agar Dhea tidak kesulitan makan. Dia pun membawa beberapa bumbu dapur yang sudah siap diolah jika sewaktu-waktu membutuhkannya.
Tidak hanya itu, Dhea memenuhi kopernya dengan baju dan kain batik. Rencananya, remaja kelas XII SMAN 5 Surabaya tersebut akan mengenalkan batik kepada teman-temannya di Michigan dan orang tua asuhnya. ’’Banyak baju batikku yang baru. Kalau teman-teman di AS nanti mau, bisa dibeli. Jadi nggak apa-apa baju batiknya habis dibeli,’’ ucapnya, lantas tertawa.
Sementara itu, Janice dan Reyna lebih mempersiapkan mental dan bahasa untuk bekal di Taiwan. Janice merasa beruntung karena belajar bahasa Mandarin sejak umur empat tahun, sedangkan Reyna baru belajar Mandarin sebulan terakhir. Namun, putri ketiga pasangan Sri Rahayu dan Sutardi tersebut tidak khawatir. Menurut dia, kemampuan bahasa bisa dilatihnya selama berada di Tainan.
Sejak diberitahu mengenai lokasi keberangkatan dan identitas orang tua asuhnya, Leo dan kawan-kawan berusaha mencari tahu tempat tinggalnya. Internet sangat membantu mereka untuk mengetahui daerah yang akan ditinggali. Selain itu, mereka sudah berkenalan dengan orang tua asuh mereka via e-mail.
Empat siswa Surabaya sebentar lagi mengikuti pertukaran pelajar. Dua orang bertolak ke Amerika Serikat dan dua lainnya ke Taiwan. Mereka mendapatkan
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408