Persija Minta Kenaikan Sharing Revenue Hingga Rp 6 M
Sebab, dari hasil evaluasi akhir musim mereka, Persija adalah salah satu tim yang memiliki rating tertinggi di televisi saat menjalani pertandingan big match di ISL musim lalu.
Selain itu, lanjut Asher, biaya pengeluaran Persija untuk menggelar pertandingan home juga sangat besar dibandingkan klub-klub lain di daerah. Ya, Persija harus rela mengeluarkan uang sebesar Rp 500 juta setiap kali menggelar pertandingan di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
"Biaya pertandingan di Jakarta memang sangat jauh berbeda dari daerah lain," tegas Asher.
Meski begitu, Asher mengungkapkan bahwa, sharing revenue bukan satu-satunya sumber yang mereka harapkan di musim baru nanti. Menurut dia, saat ini Persija sudah menyiapkan dana sebesar Rp 38 Miliar untuk mengarungi semua kompetisi di musim depan.
Total dana tersebut, 60 persen mereka dapatkan dari sponsor. Sementara pemasukan dari tiket penjualan penonton hanya sebesar 30 persen. "Sisanya dari penjualan merchandise," kata Asher.
Sementara itu, meski enggan menanggapi permintaan Persija secara khusus, Chief Executive Officer (CEO) PT Liga Indonesia, Joko Driyono mengatakan bahwa, semua angka terkait sharing revenue baru akan dibahas di Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS) PT Liga di pertengahan Januari nanti.
"Tapi, di musim baru, besar kemungkinan sharing revenue-nya hanya Rp 2,5 miliar," tegas Joko. (dik)
JAKARTA - Tim-tim kontestan Indonesia Super League (ISL) mulai resah dengan sharing revenue yang tidak mengalami banyak perubahaan di musim baru.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Soal Hasil Akhir Indonesia vs Arab Saudi, Shin Tae Yong Jujur Bilang Begini
- Hal yang Ditakuti Pelatih Arab Saudi dari Timnas Indonesia
- Raih Kemenangan Keempat, Petrokimia Gresik Rebut Tiket Final Livoli Divisi Utama 2024
- Shin Tae Yong Merasakan Tekanan Menjelang Indonesia vs Arab Saudi
- Ini Permasalahan Arab Saudi Menjelang Jumpa Timnas Indonesia
- Kelebihan Timnas Indonesia di Mata Pelatih Arab Saudi