Persik Ogah Kontrak Mahal

Persik Ogah Kontrak Mahal
Persik Ogah Kontrak Mahal
KEDIRI - Permendagri No 1/2011 yang melarang penggunaan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) untuk tim sepak bola profesional akan berdampak bagi Persik Kediri. "Kalau APBD benar-benar distop, maka gaji dan kontrak pemain akan kami turunkan," ujar Manajer Persik Sunardi kemarin (26/6).

Menurut Sunardi, jika tidak menurunkan gaji dan kontrak pemain, maka Persik tidak akan mampu mengarungi kompetisi. Karena selama ini, APBD merupakan sumber utama Persik untuk mengarungi kompetisi.

Meski demikian, Sunardi mengaku tidak khawatir kehilangan atau kesulitan mendapatkan pemain. Karena penurunan kontrak dan gaji pemain, kemungkinan besar akan dilakukan tim-tim lain. Mayoritas tim di Indonesia bergantung pada APBD. "Mau tidak mau kontrak dan gaji pemain akan turun dengan sendirinya," ujarnya.

Lelaki berkacamata ini memberikan contoh. Untuk menggaet satu pemain bintang pada kompetisi lalu, Persik harus merogoh kocek sebesar Rp 700 juta. Sedangkan, pemain yang belum menjadi bintang, harganya sekitar Rp 300 juta. "Harga ini jelas tidak realistis dengan kondisi sepak bola di Indonesia," ujarnya.

KEDIRI - Permendagri No 1/2011 yang melarang penggunaan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) untuk tim sepak bola profesional akan berdampak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News