Persoalkan Aturan Menteri, Pekerja Tambang Mengadu ke Politisi
Kamis, 24 Mei 2012 – 22:33 WIB

Persoalkan Aturan Menteri, Pekerja Tambang Mengadu ke Politisi
JAKARTA - Ratusan buruh tambang yang tergabung dalam Solidaritas Para Pekerja Tambang Nasional (Spartan) mendatangi Komisi Tenaga Kerja DPR (Komisi IX), Kamis (24/5). Mereka ke DPR mengadukan nasibnya yang terancam pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai akibat dari Permen ESDM nomor 7/2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral.
"Permen ini akan membuat perusahaan tambang mineral dalam negeri terancam tutup dan berimbas pada PHK ribuan pekerja tambang," kata juru bicara Spartan, Abdul Rahman, saat diterima Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning dan sejumlah anggotanya, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (24/5).
Baca Juga:
Menurut Abdul Rahman, Permen ESDM nomor 7/2012 telah mengancam sumber kehidupan para pekerja dan keluarga mereka. Karenanya dia menuding pemerintah telah lalai atas kewajibannya yakni menciptakan jutaan lapangan kerja bagi rakyatnya sendiri.
"Jangankan memberikan lapangan pekerjaan, melalui Permen itu pemerintah justru menciptakan jutaan pengangguran. Kami meminta agar DPR dapat menjadi benteng bagi tuntutan utama kami. Segera batalkan dan cabut Permen ESDM Nomor 07/Tahun 2012," ujar Abdul Rahman.
JAKARTA - Ratusan buruh tambang yang tergabung dalam Solidaritas Para Pekerja Tambang Nasional (Spartan) mendatangi Komisi Tenaga Kerja DPR (Komisi
BERITA TERKAIT
- Ketua KPU Ungkap Kebutuhan Anggaran RP 486 Miliar Buat PSU Pilkada
- Rahmat Saleh Ingatkan Pemerintah Soal Anggaran Pengamanan PSU
- Deddy Sitorus PDIP Mengajak Mengundurkan Diri secara Massal, Waduh
- Bupati Tasikmalaya Terpilih Ade Didiskualifikasi MK, KPU Jabar Beralasan Begini
- Ibas Ajak Semua Kader Demokrat Buat Program untuk Kesejahteraan Rakyat
- Ahli Kepemiluan Usul Ambang Batas Maksimal 50 Persen di Pilpres dan Pilkada