Personel TNI dan Polri Ternyata Dukung Calon Independen

jpnn.com - PANGKALAN BUN – Nasib tiga bakal calon (balon) independen yang maju di pemilihan Bupati-Wakil Bupati Kotawaringin Barat (Kobar) periode 2017-2022 belum aman.
Meskipun sudah mengantongi dukungan KTP yang melebihi syarat, hal itu belum menjamin mereka untuk bisa lolos sebagai kontestan pada pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Sebab, petugas verifikasi faktual Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kobar menemukan ribuan dukungan ganda untuk bakal calon (balon) bupati jalur perseorangan.
Petugas juga menemukan bahwa warga yang memberi dukungan ternyata berstatus TNI/Polri, ASN, aparatur desa, serta penyelenggara pemilu.
“Banyak sekali, sampai ribuan. Jika ditemukan dukungan ganda, petugas verifikasi akan menanyakan ke warga untuk memilih salah satu calon untuk didukung,” ungkap Ketua KPU Kabupaten Kobar Siti Wahidah di laman Kalteng Pos, Senin (5/9).
Untuk bukti dukungan berupa KTP milik warga dengan status TNI/Polri, ASN, aparatur desa, serta penyelenggara pemilu akan langsung digugurkan atau dinyatakan tidak memenuhi syarat.
Sebab, hal itu bertentangan dengan PKPU Nomor 05 tahun 2016. Petugas di lapangan, sebut Siti, juga menemukan warga yang mengaku tidak pernah memberikan dukungan.
Namun, saat dilakukan verifikasi faktual, KTP atas nama yang bersangkutan tercantum sebagai salah satu pendukung balon bupati jalur perseorangan. “Ada juga yang bilang tidak pernah memberikan dukungan, tetapi KTP-nya ada di calon A,B atau C,” sebut Siti. (vin/ala/jos/jpnn)
PANGKALAN BUN – Nasib tiga bakal calon (balon) independen yang maju di pemilihan Bupati-Wakil Bupati Kotawaringin Barat (Kobar) periode 2017-2022
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gus Imin Titip 3 Pesan Penting saat Silaturahmi Ramadan PKB
- PDIP Nilai Pertemuan Jokowi dan Hashim Bermuatan Politik Pencitraan
- Safari Ramadan Plt Ketum PPP ke Sumut, Buka Bersama Kader hingga Bertemu Bobby Nasution
- PSI Membela Teddy Indra Wijaya
- PSI Perorangan: Langkah Modernisasi Partai dan Loyalitas pada Jokowi
- Prabowo Penuhi Unsur Keterbukaan saat Bertemu Konglomerat, Beda dengan Jokowi yang Tertutup