Pertahanan Goyah, PM Najib Resah

Pertahanan Goyah, PM Najib Resah
Najib Razak. Foto: AFP

jpnn.com - KUALA LUMPUR -  Perdana Menteri Malaysia Najib Razak tampaknya mulai resah, pemerintahannya masih bisa bertahan. Sejumlah tokoh-tokoh politik mulai bersekutu dengan oposisi untuk mendesak Najib mundur dari jabatannya.

Saat ini, banyak laporan di Malaysia menyebutkan, apa pun yang dikatakan Najib tentang skandal korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB), publik tetap yakin pemimpin 62 tahun itu terlibat. Sebab, bukti-bukti yang dipaparkan media mengarah kepada pemimpin Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) tersebut.

"Status saya sebagai PM masih belum berubah. Saya tidak akan mencuri properti milik umum. Jangan samakan saya dengan penjahat. Jangan percaya kalau ada yang bilang saya mencuri apa yang menjadi hak rakyat. Saya ini PM yang dipilih rakyat!’’ tandas Najib di depan sekitar 5.000 orang. Sabtu lalu (19/3), dia menggelar pertemuan dengan para petinggi dan anggota UMNO di Negara Bagian Pahang.

Sekali lagi, di hadapan para pendukungnya, Najib menegaskan bahwa apa yang diberitakan media tentang skandal korupsi 1MDB dan dirinya tidak benar. Dia tidak pernah menyelewengkan kekuasaan atau mengambil keuntungan dari uang rakyat. ’’Jika memang punya niat jahat, saya pasti merampok hutan di sini sejak lama,’’ ungkapnya sebagaimana dilansir Kantor Berita Bernama.

Pernyataan Najib di hadapan para pendukungnya itu, menurut sejumlah pakar politik, mengindikasikan bahwa pertahanan sang PM mulai goyah. 

Mahathir Mohamad, PM Malaysia dengan masa jabatan paling lama, meninggalkan UMNO semata karena skandal korupsi 1MDB. Belakangan, politikus 90 tahun itu semakin sering terlibat dalam unjuk rasa untuk menggulingkan Najib. Bahkan, dia rela kehilangan posisi bergengsi sebagai anggota Dewan Penasihat Petronas karena yakin Najib bersalah.

Sebelum Najib hengkang pun, skandal 1MDB dan Najib membuat UMNO terbelah. Apalagi setelah partai yang dia pimpin itu menonaktifkan Muhyiddin Yassin dari jabatan wakil ketua. Tahun lalu, Yassin juga kehilangan jabatan sebagai wakil PM karena mendesak Najib berbicara jujur tentang skandal yang melibatkan dana sebesar USD 681 juta (sekitar Rp 8,9 triliun) itu.

’’Dia (Najib) masih tetap mengendalikan dewan tertinggi (UMNO) dan para petinggi partai. Tapi, mereka yang ada di cabang mulai meninggalkan partai dan mendesak aparat menyelidiki kasus tersebut dengan jujur dan terbuka,’’ papar Terence Gomez, pakar ekonomi politik pada University of Malaya. (wallstreetjournal/financialtimes/hep/c19/ami/adk/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News