Pertahankan Dagelan Mataram demi Tontonan Berisi Sentilan dan Tuntunan
Minggu, 19 Oktober 2014 – 15:23 WIB

PENUH KRITIKAN: Pertunjukan dagelan Mataram di Aula PKKH UGM Jogjakarta bertajuk Golek Jodho, Kamis malam (16/10). Komunitas ini dipertahankan karena kehadirannya tak sekadar membawa lawakan. Foto: Dwi Agus/Radar Jogja/JPNN
Sang dalang pementasan, Nano Asmorodono mengungkapkan, lakon “Golek Jodho” berkisah tentang pertengkaran pasangan suami istri dari keluarga kaya raya. Sumber pertengkaran berangkat dari logika sepele. Suami-istri itu beda pendapat soal calon mantu bagi anak perempuan semata wayangnya.
“Sesuai ciri khasnya, hadir dengan kesederhanaan namun dengan satir. Kritik yang berwujud halus namun bermakna dalam. Bahwa manusia bertindak sesuai keinginannya tanpa melihat dampak sekelilingnya,” kata Nano. (dwi/jko/ong/jpnn)
SLEMAN – Semakin berkembangnya dunia komedi di Indonesia seolah membuat guyonan tradisional di Yogyakarta kurang begitu dilirik. Namun dalam
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- The Cottons Persembahkan Lentera, Lagu Kasih Sayang untuk Orang Terdekat
- Samuel Rizal Kerasukan saat Syuting Film Mangku Pocong
- Indra Bekti dan Aldila Jelita Kembali Ungkap Keinginan Pindah ke Australia
- Ardhito Pramono Jadi Special Guest Konser Boyce Avenue di Jakarta
- Heboh Pengakuan Lisa Mariana, Ridwan Kamil Akhirnya Lapor Polisi
- Paula Verhoeven: Fitnah Ini Sudah Terlalu Jauh