Pertama di Dunia, Tambang Batubara di Pilbara Operasikan Truk Tanpa Awak
Minggu, 18 Oktober 2015 – 18:47 WIB
Dua tambang batubara di Pilbara, Australia Barat menjadi yang pertama di dunia yang mengoperasikan truk raksasa tanpa awak. Truk-truk raksasa pengangkut batubara itu dikendalikan dari jarak sejauh 1.200 kilometer di Kota Perth.
Truk tambang milik perusahaan tambang Australia, Rio Tinto di lokasi tambang mereka di Yandicoogina di Pilbara.
Pertambangan batubara milik raksasa perusahaan tambang Australia, Rio Tinto yang terletak di Yandicoogina dan Nammuldi kini mulai menggunakan truk raksasa tanpa pengemudi, pekerja di tambang ini mengoperasikan dan mengontrol turk raksasa itu dari pusat Kota Perth yang berjarak 1.200 kilometer.
Baca Juga:
Ruang pengendali di Kantor Rio Tinto di Perth yang mengendalikan puluhan truk tanpa awak yang mereka operasikan di tambanga otomatis mereka di Pilbara.
Rio Tinto tampaknya tidak akan berhenti pada pengopersian truk tanpa pengemudia saja, tapi mereka juga berencana juga akan mengoperasikan kereta pengangkut tanpa awak dan robot pengebor dengan tujuan menggunakan mesin robot seluas mungkin di tambang mereka. Dan pada akhirnya sebagian besar rantai pemasok perusahaan ini dari tambang terbuka ke pelabuhan akan dikendalikan sepenuhnya dari kantor pusat mereka di Perth. Bennett mengaku rencana ini melibatkan penciptaan lapangan kerja baru bagi orang-orang dengan keahlian tinggi. "Kami memiliki tim yang berdedikasi tinggi di Perth yang mencari tenaga yang dapat memaksimalkan sistem ini, mengurus bagian perawatan dan produktifitas dan pekerjaan semacam ini tidak ada 5 tahun yang lalu,” katanya. Sistem pengoperasian tambang modern yang menggunakan mesin robot yang dikendalikan dari jarak jauh saat ini juga diterapkan oleh pesaing Rio Tinto, BHP Billiton dan Fortescue Metals Group. Kedua perusahaan tambang ini juga telah meluncurkan pertambangan otomatis baru didunia, dan mengujicobakan teknologi yang sama di lokasi tambang mereka di Pilbara. Pengajar senior di Fakultas Teknologi Pertambangan Universitas Curtin, Dr Carla Boehl, mengatakan perubahan alami di industri pertambangan ini telah menciptakan peluang baru bagi mahasiswanya. "Seluruh teknologi ini, bit data dan analisis akan meningkatkan jumlah pekerjaan disektor pekerjaan analisis, ini mengubah dari situasi sebelumnya dari lebih banyak peluang kerja di sektor perdagangan ke sektor yang bersifat analisis,” Sementara pakar robotik dari Universitas yang sama, Dr Raymond Sheh meyakini perubahan ini dapat menghadirkan peluang yang besar. "Akan terbuka peluang untuk jenis pekerjaan baru yang diperlukan untuk mendukung teknologi baru ini,” katanya. "Anda tetap memerlukan orang untuk memonitor operasi sistem itu, untuk menunjukan kearah mana kendaraan tanpa awak itu bergerak dan apa yang harus dilakukan, meskipun kebanyakan dari penjadwalan itu akan dilakukan secara otomatis,” Rio Tinto berencana akan mengoperasikan kereta tanpa awak mereka sepenuhnya pada pertengahan tahun depan begitu otoritas keselamatan kereta Australia memasukan teknologi kereta tanpa awak ini dalam pedoman keselamatan operasi mereka.
Dua tambang batubara di Pilbara, Australia Barat menjadi yang pertama di dunia yang mengoperasikan truk raksasa tanpa awak. Truk-truk raksasa pengangkut
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat