Pertama di Indonesia, Aplikasi Android Khusus Penanganan Kanker
jpnn.com, JAKARTA - Jumlah penderita baru dan angka kematian akibat penyakit kanker di Indonesia terus meningkat.
Merujuk data Global Burden of Cancer Study (Globocan) pada 2018 tercatat angka kasus baru sebanyak 348.809 tetapi di 2020 naik menjadi 396.914 kasus.
Sementara itu, angka kematian akibat kanker pada 2018 sebanyak 207.210. Kejadian ini meningkat menjadi 234.511 kasus di 2020.
Dari jumlah itu sekitar 54% kasus kanker terjadi pada perempuan. Kanker payudara, mulut rahim (serviks), dan rahim (ovarium) menjadi jenis kanker tertinggi yang banyak menimpa perempuan.
Sementara pada pria kebanyakan terjadi kasus kanker paru-paru, hati, dan usus besar (kolorektal).
"Dengan tingkat kematian yang tinggi, maka sangat penting untuk mengetahui seluk beluk tentang kanker, penyebabnya, tanda-tanda khusus dan gejala, serta bentuk pengobatannya," kata dr. Walta Gautama, SpB(K)Onk, ketua Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (Peraboi) dalam webinar peluncuran Indonesian Systemic Therapy (ISTRY), di RS Kanker Dharmais, Jumat (25/6).
Dia mengatakan ISTRY merupakan kontribusi Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia untuk penanganan kanker.
Berbentuk aplikasi gawai pintar pertama di Indonesia yang bisa menyediakan informasi bagi dokter untuk mengambil keputusan klinis dalam bidang terapi sistemik kanker.
Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia meluncurkan aplikasi untuk penanganan kanker.
- Mayapada Breast Clinic jadi Layanan Terpadu untuk Kanker Payudara
- Kenali Tips Meminimalisir Resiko Kanker Payudara Bersama Charm & Charmnap
- A2KPI Desak Percepatan Penyusunan Rencana Aksi Nasional Kanker Payudara
- Lestari Moerdijat: Deteksi Dini Kanker Payudara Harus Terus Dilakukan
- Lestari Moerdijat Minta Peran Pemda Ditingkatkan dalam Penanggulangan Kanker Payudara
- Charm & CharmNap Bersama YKPI Edukasi SADARI kepada 400 Siswi SMP & SMA di Jakarta