Pertama di Indonesia, JEC Hadirkan One-Stop Service Kesehatan Mata Anak

Pertama di Indonesia, JEC Hadirkan One-Stop Service Kesehatan Mata Anak
(ki-ka) Dr. Gusti G Suardana, SpM(K), Ketua Servis Pediatric Ophthalmology and Strabismus JEC Eye Hospitals & Clinics dan Dr. Hasiana Lumban Gaol> Foto: source for jpnn

Sebagai pusat layanan mata anak terdepan, CESC JEC diperkuat teknologi diagnostik canggih, meliputi RetCam Screening - untuk deteksi dini Retinopati Prematuritas (ROP) pada bayi prematur, Autorefraktometer Pediatrik, dan Synoptophore Test.

Ketiganya selaras dengan situasi masing-masing gangguan penglihatan pada anak-anak yang masih mengkhawatirkan.

Indonesia menempati posisi kelima untuk negara dengan persalinan prematur terbanyak di dunia, yaitu sebanyak 657.700 kasus.

Sementara, untuk kelainan refraksi, data IAPB memperkirakan jumlah anak yang menyandang rabun jauh akan terus bertambah, dengan 165 juta pada 2021, dan akan mencapai 275 juta pada 2050.

Di Indonesia, anak yang mengalami kelainan refraksi berjumlah 3,6 juta - dengan 35-40 persen merupakan anak usia sekolah.

Sementara untuk mata juling, prevalensi global strabismus diperkirakan sekitar 1,93 persen.

Artinya, setidaknya 148 juta orang (termasuk anak-anak) di seluruh dunia menyandang strabismus.

Dr. Hasiana Lumban Gaol, SpM, Dokter Subspesialis Pediatric Ophthalmology and Strabismus JEC Eye Hospitals and Clinics, menambahkan umumnya gangguan penglihatan pada anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko seperti kelahiran prematur, riwayat keluarga, riwayat kehamilan, trauma, dan nutrisi.

JEC Eye Hospitals and Clinics hadirkan one-stop service kesehatan mata anak pertama di Indonesia yang menawarkan solusi terpadu dan komprehensif.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News