Pertama Kali Terjadi, Vatikan Buka-Bukaan soal Harta Kekayaan, Ternyata

Salah satu gedung yang terletak di distrik South Kensington, London, mengalami kerugian besar setelah dibeli Sekretariat Negara Vatikan sebagai investasi pada 2014.
Pada Selasa, pengadilan terhadap 10 orang yang terlibat pembelian gedung itu, termasuk seorang kardinal terkemuka, mulai digelar. Mereka didakwa atas kejahatan keuangan, termasuk penggelapan, pencucian uang, penipuan, pemerasan, dan penyalahgunaan jabatan.
Pastor Juan Antonio Guerrero, kepala Sekretariat Ekonomi Vatikan (SPE), mengatakan kepada situs resmi Vatican News bahwa gedung itu akan segera dijual.
Dia mengatakan pengadilan itu akan menjadi "titik balik" kredibilitas Vatikan dalam urusan ekonomi dan kejadian serupa tidak akan terulang lagi berkat tindakan yang telah mereka ambil.
Tahun lalu, Paus Fransiskus mencabut kendali Sekretariat Negara atas dana mereka dan mengalihkannya ke APSA dengan pengawasan SPE.
Laporan terpisah tentang keuangan konsolidasi Takhta Suci mengungkap kerugian EUR 64,8 juta (sekitar Rp 1,1 triliun) pada 2020, turun dari defisit EUR 79,2 juta euro pada 2019.
Anggaran Takhta Suci mencakup pengelola pusat Gereja Katolik Roma, dikenal sebagai Curia, yang mengawasi pemerintahan dari 1,3 miliar anggota Gereja di seluruh dunia, perwakilan diplomatik global, dan pengoperasian media.
Kota Vatikan, termasuk Museum Vatikan dan bank Vatikan, memiliki anggaran yang terpisah.
Dokumentasi menunjukkan bahwa Vatikan memiliki investasi dalam bentuk properti di kawasan kelas atas London, Jenewa, Lausanne dan Paris.
- Dunia Hari Ini: Paus Fransiskus Menyapa Warga Sebelum Pulang dari Rumah Sakit
- Dunia Hari Ini: Kesehatan Paus Kembali Mengalami Kemunduran
- Rosan Roeslani Ditunjuk Jadi Kepala Danantara, Sebegini Harta Kekayaannya
- Donald Trump Kembali Berulah, Vatikan Tegaskan Sikap soal Warga Palestina
- Megawati dan Paus Fransiskus Bahas Pancasila hingga Pemanasan Global
- Paus Fransiskus Minta Megawati Jadi Dewan Penasihat Scholas Occurrentes