Pertama Periksa, Dokter Bilang Sakit Dicubit Setan
Senin, 17 Desember 2012 – 10:50 WIB
Mendengar putrinya berdoa di pinggir ranjang perawatan, Marissa dalam komanya merasa seperti ada yang menampar. "Keras sekali tamparannya. Tangannya besar. Saya langsung terbangun," ujar perempuan kelahiran Bandung, 17 Desember 1982, itu.
Sejak terbangun dari komanya itu, perempuan yang kini lebih akrab dengan panggilan Marisza Cardoba itu mengaku kembali tegar. Apalagi, dia memiliki tanggungan membesarkan buah hati satu-satunya itu. Dia bertekad harus tetap hidup meski penyakit aneh itu tidak juga hilang dari badannya.
Kini perempuan yang mengaku takut ketinggian dan ular itu ingin pengalamannya sebagai penderita ITP bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. "Apalagi, sumber informasi tentang penyakit ITP ini sangat langka," katanya.
Sebagai penderita ITP yang melek internet, Marisza kerap browsing apakah ada yayasan khusus ITP di Indonesia. Ternyata tidak dia temukan. Lalu, di tingkat internasional dia hanya menemukan dua yayasan khusus ITP. Yakni, Palate Disorder Support Association (PDSA) di Amerika Serikat dan ITP Support Association di Inggris.
Sejak usia 5 tahun, Yuta Marissa Kardoba mengidap idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) atau kelainan trombosit. Dia pernah koma karena penyakit
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408