Pertama Periksa, Dokter Bilang Sakit Dicubit Setan

Pertama Periksa, Dokter Bilang Sakit Dicubit Setan
TETAP KUAT: Marisza Cardoba (kanan duduk) saat sosialisasi di studio radio di Jakarta tentang penyakit ITP yang dia derita sejak umur 5 tahun sampai sekarang. (Marisza for Jawa Pos)
Mendengar putrinya berdoa di pinggir ranjang perawatan, Marissa dalam komanya merasa seperti ada yang menampar. "Keras sekali tamparannya. Tangannya besar. Saya langsung terbangun," ujar perempuan kelahiran Bandung, 17 Desember 1982, itu.

 

Sejak terbangun dari komanya itu, perempuan yang kini lebih akrab dengan panggilan Marisza Cardoba itu mengaku kembali tegar. Apalagi, dia memiliki tanggungan membesarkan buah hati satu-satunya itu. Dia bertekad harus tetap hidup meski penyakit aneh itu tidak juga hilang dari badannya.

 

Kini perempuan yang mengaku takut ketinggian dan ular itu ingin pengalamannya sebagai penderita ITP bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. "Apalagi, sumber informasi tentang penyakit ITP ini sangat langka," katanya.

 

Sebagai penderita ITP yang melek internet, Marisza kerap browsing apakah ada yayasan khusus ITP di Indonesia. Ternyata tidak dia temukan. Lalu, di tingkat internasional dia hanya menemukan dua yayasan khusus ITP. Yakni, Palate Disorder Support Association (PDSA) di Amerika Serikat dan ITP Support Association di Inggris.

 

Sejak usia 5 tahun, Yuta Marissa Kardoba mengidap idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) atau kelainan trombosit. Dia pernah koma karena penyakit

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News