Pertama Periksa, Dokter Bilang Sakit Dicubit Setan
Senin, 17 Desember 2012 – 10:50 WIB
Menurut Marisza, penderita ITP yang menahun sejatinya bisa hidup harmonis dengan penyakitnya. Asalkan, si penderita bisa mengatur pola hidup sehat. Yakni, mengatur pola istirahat, makan, dan olahraga. "Kalau capek, istirahat saja. Buktinya, saya masih bisa lompat-lompat," katanya.
Meski menderita ITP, Marisza mengaku memiliki sejumlah catatan dahsyat. Misalnya, ketika mengalami menstruasi pertama pada usia 11 tahun. Dia mengatakan, menstruasinya tidak berhenti hingga sebulan lebih. Akhirnya, oleh dokter, siklus menstruasinya diatur enam bulan sekali. Pengaturan siklus menstruasi itu berjalan hingga usia 17 tahun.
Catatan dahsyat berikutnya muncul ketika dia berkonsultasi ke dokter menjelang pernikahan. Bersama calon suami, Marisza diberi tahu bakal sulit punya anak. "Benar-benar rasanya seperti tersambar petir di siang bolong," ujar perempuan yang punya hobi bermain piano itu.
Marisza akan sulit memiliki anak karena kelainan darah. Sebab, untuk menghasilkan janin, harus ada penggumpalan darah dulu. Nah, perempuan penderita ITP memiliki risiko sulit mengalami penggumpalan darah bakal janin.
Sejak usia 5 tahun, Yuta Marissa Kardoba mengidap idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) atau kelainan trombosit. Dia pernah koma karena penyakit
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408