Pertama Periksa, Dokter Bilang Sakit Dicubit Setan

Pertama Periksa, Dokter Bilang Sakit Dicubit Setan
TETAP KUAT: Marisza Cardoba (kanan duduk) saat sosialisasi di studio radio di Jakarta tentang penyakit ITP yang dia derita sejak umur 5 tahun sampai sekarang. (Marisza for Jawa Pos)
Sebelum mendirikan yayasan, Marisza aktif dalam komunitas penderita ITP. Dia mengatakan, saat itu ada 220 lebih penderita ITP yang bergabung. Namun, Marisza sadar bahwa melalui komunitas itu sosialisasi soal ITP masih kurang. Padahal, perkumpulan tersebut didominasi orang-orang yang melek internet.

 

Akhirnya, dia bertekad mendirikan Yayasan ITP pada awal 2012. Tujuannya, pihaknya bisa lebih luas menyosialisasi ITP. Dalam bersosialisasi, dia menyemarakkan dengan pelatihan membatik. "Kebetulan saya suka batik dan punya teman yang hobi membatik juga," tutur dia.

 

Sebelum diajari membatik, para peserta sosialisasi diberi pengetahuan tentang ITP. Yakni, tentang gejala, penanganan dini, hidup harmonis dengan ITP, dan banyak hal lain terkait ITP. Selain sosialiasi, yayasan yang dia dirikan membantu penderita ITP untuk mendapat keringanan periksa darah. Pihaknya sudah bekerja sama dengan salah satu laboratorium klinik untuk memberikan diskon pemeriksaan darah. Dia berharap, dalam waktu dekat sosialisasinya itu bisa menyebar hingga ke seluruh Indonesia dan Asia Tenggara. (*/c4/nw)

Sejak usia 5 tahun, Yuta Marissa Kardoba mengidap idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) atau kelainan trombosit. Dia pernah koma karena penyakit


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News