Pertamax Oplos

Oleh: Dahlan Iskan

Pertamax Oplos
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Apalagi kalau salah satu syarat tender harus punya fasilitas stok sampai tiga bulan. Harus punya fasilitas blending. Harus punya pengalaman panjang di bidang itu.

Maka ketika Petral dibubarkan sekalipun akan muter-muter di situ juga. Di orang itu juga.

Kita belum tahu: apakah bensin hasil kilang Pertamina (RON 90) langsung disalurkan ke pompa-pompa bensin sebagai Pertalite. Lalu yang dari pemasok swasta dijual sebagai Pertamax (RON 92).

Atau sebagian produksi kilang Pertamina itu juga ada yang dicampur dengan RON 95 impor: jadi RON 92 dan dijual sebagai Pertamax.

Pertamina baru akan punya kilang yang bisa memproduksi bensin RON 92 sebentar lagi. Proyek kilangnya sedang diselesaikan. Di Balikpapan. Yakni kilang lama yang dipermodern. Diperbesar. Menjadi lebih besar dari Balongan. Seharusnya Jokowi yang meresmikannya.

Tapi proyek ini kasihan: kena Covid-19. Tidak bisa beroperasi sesuai target: 2024.

Mungkin baru selesai tahun depan. Kontraktornya Hyundai, Korea. Biayanya Rp 60 triliun.

Itu sebelum Covid. Juga sebelum ada aturan TKDN --harus menggunakan komponen produksi dalam negeri sampai 30 persen.

Untuk bisa mandiri, BBM masih harus dibangun beberapa kilang lagi. Agar tidak tergantung pada orang seperti Mohamad Reza Khalid. Begitu hebatnya tuduhan...

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News