Pertamax Oplos

Oleh: Dahlan Iskan

Pertamax Oplos
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Saya memuji wartawan Liputan6 yang mewawancarai Ahok dengan sangat baik. Eksklusif. Anda lihat sendiri videonya.

Untuk membersihkan Pertamina seharusnya Ahok, di video itu, jadi direktur utama. Bukan komisaris utama.

Jabatan komut hanya seperti macan ompong. Tidak bisa memecat. Kalau bisa memecat sudah ia pecat  semua.

"Lebih baik jadi macan ompong daripada macan sirkus," katanya di Liputan6 itu. Saya tidak bisa menebak siapa yang ia maksud dengan macan sirkus.

Maksudnya: jadi macam ompong masih bisa menyemprot dan memarahi mereka. Meskipun yang dimarahi biasanya hanya diam menunduk sepanjang rapat.

"Kalau saya yang jadi dirut satu hari bisa saya beresi," katanya.

Saya setuju dengan Ahok. Pertamina buka-bukaan saja. Toh uang hampir seribu triliun itu masuk ke perusahaan.

Ups...bukan begitu. Pertamina beli bensin oplosan dengan harga RON 92, padahal yang diterima dari pedagang hanya RON 90.

Untuk bisa mandiri, BBM masih harus dibangun beberapa kilang lagi. Agar tidak tergantung pada orang seperti Mohamad Reza Khalid. Begitu hebatnya tuduhan...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News