Pertamax Rogoh Rp 120 Miliar
Selasa, 08 Maret 2011 – 08:47 WIB
JAKARTA – Kebijakan pemerintah yang akan melarang pengguna mobil pribadi mengkonsumsi BBM bersubsidi harus didukung oleh kesiapan infrastruktur masing-masing SPBU menyediakan BBM non subsidi. Diperkirakan dana investasi yang diperlukan melengkapi sarana itu mencapai Rp 120 miliar.
Menurut Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan sebanyak 1.017 dari 3.073 SPBU wilayah Jawa-Bali harus mengalami switching, sementara 296 SPBU lainnya memerlukan investasi baru masing-masing Rp 400 juta untuk pengadaan tangki pendam. Dia menyebut, baru ada 1.724 SPBU yang siap menjual BBM jenis pertamax.
Baca Juga:
“Investasi itu untuk penyediaan tangki pendam, dispenser, dan sebagainya. Se-Jawa dan Bali ada sekitar 296 SPBU yang membutuhkan investasi masing-masing Rp 400 juta,” kata Karen di Jakarta, Senin (7/3). Dia merinci, dari 1.365 SPBU di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, sebanyak 938 SPBU telah menjual pertamax, 238 SPBU perlu proses switching, dan 189 SPBU membutuhkan investasi baru. Di Jawa Tengah dan DIY, sebanyak 297 SPBU telah menjual pertamax, 318 SPBU butuh switching tangki pendam ke pertamax serta 67 SPBU memerlukan investasi baru.
Selanjutnya, untuk wilayah Jawa Timur dan Bali, terdapat 489 SPBU yang telah menjual pertamax, 461 SPBU berpotensi switching, serta 40 SPBU memerlukan investasi baru.