Pertambahan Kasus COVID-19 Melonjak, Pak Sukamta Soroti Hal Ini
Menurut dia, banyak peserta untuk menjadi tenaga kesehatan mundur, karena tidak diizinkan keluarga. Terdapat kekhawatiran kuat dari pihak keluarga ketika menangani pasien COVID-19.
"Tanpa ada perhatian dan insentif yang lebih baik dari pemerintah pusat buat tenaga kesehatan, akan semakin sulit merekrut, apalagi ada kabar di beberapa daerah insentif terlambat, salah sasaran hingga disunat oleh oknum. Hal ini semestinya segera diperbaiki oleh pemerintah," ungkap dia.
Karena itu, dia meminta, pemerintah lebih konsisten dalam kebijakan penanganan pandemi. Hal ini sangat terkait dengan tingkat kedisiplinan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan.
"Saat program vaksinasi mulai bergulir, Pak Menteri Kesehatan (Budi Gunadi Sadikin, red) buat wacana akan ada sertifikat digital vaksinasi untuk bebas bepergian tanpa tes swab PCR kepada warga yang sudah disuntik vaksin Covid-19. Ini jelas menunjukkan sikap inkonsisten yang bisa membahayakan upaya penanganan pandemi," unkap dia.
Sebagai informasi, mengacu laporan situs covid19.go.id, pertambahan kasus memecahkan rekor pada Kamis (14/1) dengan 11.557.
Jumlah tersebut kembali pecah dengan 12.818 kasus positif COVID-19 pada Jumat (15/1). (ast/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Misalnya saja saat Sukamta menerima informasi dari Yogyakarta. Banyak rumah sakit di sana tidak mampu menampung pasien baru positif COVID-19.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- Kasus Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Ada yang Anak-anak
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru