Pertambahan Positif COVID-19 di Jakarta Pecah Rekor Harian

Pertambahan Positif COVID-19 di Jakarta Pecah Rekor Harian
Ilustrasi swab test COVID-19. Foto: Ricardo/JPNN.com

"Jumlah tes yang tidak memenuhi standar WHO berakibat makin banyak kasus positif yang tidak terlacak. Sehingga, semakin banyak pula yang tidak diisolasi dan semakin meningkatkan potensi penularan COVID-19. Jakarta telah memenuhi standar itu, bahkan melebihinya," ujar Fify.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga menyatakan sampai dengan 28 Juli 2020 sudah ada sampel (sebelumnya 535.764 sampel) yang telah diperiksa dengan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mengetahui jejak Virus Corona (COVID-19) di lima wilayah DKI Jakarta.
Untuk tes PCR pada 28 Juli 2020, dilakukan pada 5.258 orang. Sebanyak 4.752 tes dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru (yang awalnya terdeteksi pada hasil reaktif pengujian rapid test) dengan hasil 542 positif dan 4.210 negatif.

WHO telah menetapkan standar jumlah tes PCR adalah 1.000 orang per 1 juta penduduk per minggu.

Berdasarkan WHO, Jakarta harus melakukan pemeriksaan PCR minimum pada 10.645 orang (bukan spesimen) per minggu, atau 1.521 orang per hari.

Saat ini jumlah tes PCR di Jakarta setiap pekan adalah sekitar empat kali lipat standar WHO sebanyak 36.241 per 1 juta penduduk.

Fify menjelaskan jumlah kasus aktif yang terpapar penyakit pneumonia akibat virus corona jenis baru (COVID-19) itu di Jakarta saat ini, sebanyak 7.037 kasus (orang yang masih dirawat/isolasi).

Sedangkan, jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta pada Rabu ini sebanyak 20.470 kasus, dari jumlah tersebut, 12.613 orang dinyatakan telah sembuh (hari sebelumnya 12.373 orang), sedangkan 820 orang meninggal dunia (hari sebelumnya 795 orang).

Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 6,6 persen, sedangkan Indonesia sebesar 13,9 persen. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen.

Pertambahan jumlah pasien positif COVID-19 di Jakarta pada Rabu kemarin merupakan yang tertinggi sejak pandemi corona mulai merebak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News