Pertamina Kembangkan Solar Campur Air
jpnn.com - JAKARTA - PT Pertamina terus berupaya untuk mengurangi konsumsi penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Sebagai gantinya, perusahaan pelat merah ini bakal mengembangkan BBM ramah lingkungan. Yakni, mencampurkan solar dengan air (emulsi).
Vice Presiden Research and Development Direktorat Pengolahan Pertamina, Eko Wahyu Laksono mengatakan, solar campur air ini memiliki keunggulan lebih ramah lingkungan.
"Keuntungan solar emulsi lebih rendah dengan solar. Dari grafik solar emulsi 5 persen, solar 15 persen jauh lebih hitam," ungkap Eko di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Senin (18/5).
Meski pencampuran solar dengan air ini terlihat mudah, masyarakat tidak bisa sembarangan. Pasalnya, untuk mencapai emulsi, dibutuhkan campuran kandungan bernama surfactan. Selain itu, proses percampurannya dilakukan dengan cara khusus.
"Ini tidak kami sarankan dicampur sendiri karena ada kandungan surfactant, dengan pengadukan kecepatan tinggi satu alternatif bahan bakar solar yang ramah lingkungan," tambah Eko.
Lalu, apa pencampuran solar dengan air ini bakal berhasil dan efektif? Menurut Eko, negara lain sudah lebih dulu melakukan hal tersebut. Bahkan, solar campur air sudah diuji coba pada kendaraan. Hasilnya, uji coba itu dinyatakan cocok untuk kendaraan transportasi publik.
Sayangnya, Eko belum dapat memastikan kapan BBM jenis campuran ini bisa dinikmati masyarakat lantaran masih dalam riset. "Sasaran kami tidak kendaraan bermotor, tapi transpotasi publik dan nelayan," tandas Eko. (chi/jpnn)
JAKARTA - PT Pertamina terus berupaya untuk mengurangi konsumsi penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Sebagai gantinya, perusahaan pelat merah ini
- Konsisten Terapkan Produk Halal, Ajinomoto Raih Penghargaan IHATEC
- Sinar Mas Land Sukses Menyelenggarakan DNA Leadership Summit di BSD City
- Efek Aquabike Championship 2024 Penumpang Ferry di Danau Toba Melonjak 12,7%
- Operasikan Pabrik di Jakarta Timur, Grundfos Gelontorkan Investasi Rp 31 Miliar
- Perdana Hadir di SIAL Interfood, Lee Kum Kee Optimis Perkuat Pasar di Indonesia
- Pengamat Tata Kota Sebut Aparat Lemah kepada Preman Bisa Hilangkan Kepercayaan Publik