Pertamina Rugi Rp 4,3 Triliun
Rabu, 15 Februari 2012 – 06:24 WIB
JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mengaku rugi hingga Rp 4,3 triliun pada 2011 akibat pendistribusian elpiji nonsubdidi dan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kerugian terbesar dialami perusahaan plat merah tersebut dari sektor elpiji yang mencapai Rp 3,8 triliun. Sedangkan kerugian penyaluran premium Rp 500 miliar. ’’Di 2011 realisasi harga kontrak (CP) Saudi Aramco yang menjadi patokan pembelian elpiji Pertamina mencapai USD 858,21 per ton dengan volume penjualan elpiji nonsubsidi tercatat 2,07 juta ton,’’ ungkapnya.
Direktur Utama (Dirut) Pertamina Karena Agustiawan menjelaskan, kerugian dari sektor elpiji karena harga jual gas ukuran 12 kilogram jauh di bawah harga keekonomian. Pendapatan perusahaan dari hasil penjualan gas 12 kilogram hanya Rp 5,12 triliun. Sementara biaya untuk pengadaan dan operasional mencapai Rp 9,02 triliun.’’Ada kerugian Rp 3,8 triliun. Itu hanya dari gas nonsubsidi saja,’’ ungkap Karen saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Selasa (14/2).
Baca Juga:
Namun, lanjut Karen, untuk elpiji bersubsidi, Pertamina berhasil meraih keuntungan sekitar Rp 3 triliun. Laba tersebut diperoleh dari pendapatan yang mencapai Rp 32,48 triliun, sementara biaya operasional hanya Rp 29,53 triliun. Berdasarkan data 2011, volume penjualan gas bersubsidi mencapai 3,26 juta ton.
Baca Juga:
JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mengaku rugi hingga Rp 4,3 triliun pada 2011 akibat pendistribusian elpiji nonsubdidi dan bahan bakar minyak
BERITA TERKAIT
- Moratorium Sawit Hasilkan Kontribusi Ekonomi Rp 28,9 Triliun Pada 2045
- Danantara Bakal jadi Pilar Baru Ekonomi Nasional
- Tolong Dicatat, Satu Juta Rumah yang Dibangun Qatar Bukan Buat Orang Kaya
- Bahas Swasembada Jagung, Mentan Amran Diskusi dengan Kapolri Jenderal Listyo
- 31 TJSL 2024 dari SPSL Berdampak Luas Bagi Masyarakat
- CPM dan DPRD Tegaskan Legalitas Aktivitas PT AKM di Poboya