Pertamina Siapkan Rp 2,2 Triliun
Antisipasi Lonjakan Konsumsi BBM
Sabtu, 31 Juli 2010 – 08:11 WIB
Dia mengakui impor BBM masih cukup besar yaitu 40-45 persen dari total kebutuhan BBM dalam negeri. Jenis premium adalah yang paling besar diimpor dibanding jenis yang lainnya. Paling kecil adalah impor solar yang hanya 200 ribuan barel perbulan. "Sebabnya produksi solar cukup tinggi. Kan produksi kilang nggak bisa diatur ini untuk ini ini untuk itu," cetusnya.
Baca Juga:
Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Djaelani Sutomo mengatakan, Pertamina hanya akan memberikan 20 izin pembangunan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) baru hingga akhir tahun ini. "Sekarang ini masih banyak yang antre. Tapi pada tahun ini, kami akan membatasi hanya memberikan izin untuk bangun 20 SPBU di seluruh Indonesia," tegasnya.
Djaelani menjelaskan, pembatasan pemberian izin baru pembangunan SPBU tersebut dilakukan agar omzet yang dimiliki para pengusaha SPBU lama tidak menurun signifikan. Mengingat saat ini jumlah SPBU di seluruh Indonesia sudah mencapai 4.750 SPBU. "Kita tidak bisa kasih izin banyak-banyak karena kalau SPBU lama omzetnya turun kan kasihan juga," tuturnya.
Selain membatasi pemberian izin, Pertamina juga berencana untuk membongkar SPBU yang sudah rusak dan tidak layak operasi. "Seperti SPBU-SPBU di Pantura itu kan banyak yang rusak dan tidak terawat karena tidak punya modal. Kita akan lihat apa sebaiknya itu dirawat atau kalau perlu dibongkar total," jelasnya. (wir)
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) siap menggunakan pinjaman siaga (standby loan) sebesar USD 250 juta (Rp 2,250 triliun) jika volume konsumsi bahan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi