Pertamina yang Harus Lebih Merdeka

Pertamina yang Harus Lebih Merdeka
Pertamina yang Harus Lebih Merdeka

Meski begitu, saya tidak menyangka bahwa tahun ini Pertamina sudah masuk Fortune Global 500. Secepat-cepatnya, saya perkirakan, baru tahun depan. Bahkan, nomor urutnya pun tidak terlalu diharap sebegitu tinggi: 122. Semula saya mengira di nomor 360, atau bahkan 420 pun oke. Yang penting sudah berhasil masuk Fortune Global 500.

Tentu senang sekali Pertamina bisa di nomor urut 122. Hanya saja, beban psikologi dan beban kerja Pertamina menjadi lebih berat.

Terutama apakah iklim untuk Pertamina tetap bisa sebaik sekarang. Kedua, apakah Pertamina tidak dikejar perusahaan-perusahaan lain dari Amerika, Eropa, atau Tiongkok. Terutama setelah krisis di AS tidak lagi seburuk tahun lalu dan krisis di Eropa juga mulai menunjukkan tanda-tanda bisa diatasi.

Maka, tidak ada jalan lain bagi Pertamina, kecuali terus bekerja lebih keras. Juga harus terus meningkatkan integritas. Agar manajemen tidak banyak diganggu intervensi, berbagai kepentingan, dan korupsi.

Meningkatkan produksi minyak mentah dalam negeri tidak bisa ditawar. Jalannya memang lebih sulit, tapi bukan tidak bisa. Pertamina masih memiliki sekitar 5.000 sumur tua yang sudah tidak produktif. Siapa pun sepakat bahwa sumur tua itu masih bisa direvitalisasi.

Sambil mengerjakan sumur baru yang akan memakan waktu lebih lama, revitalisasi sumur-sumur tua akan bisa menghasilkan peningkatan produksi lebih cepat. Hasilnya memang tidak banyak, tapi kalau dikerjakan serentak di ribuan sumur, jumlah perkaliannya luar biasa juga. Pertamina sudah melangkah ke tiga arah itu: mencari sumur baru, merevitalisasi sumur-sumur tua, dan masuk ke sumur-sumur produktif yang ada secara business-to-business.

Langkah-langkah cepat itu juga memerlukan dukungan yang cepat pula dari SKK Migas yang dulu bernama BP Migas. Inilah yang membuat saya lenger-lenger ketika mendengar Kepala SKK Migas Prof Dr Ir Rudi Rubiandini ditangkap KPK. Saya sebagai menteri BUMN dan dia sebagai kepala SKK Migas sedang merumuskan penyederhanaan izin usaha migas.

Pertamina sungguh berharap penyederhanaan perizinan itu bisa dilakukan SKK Migas. Untunglah, jajaran di SKK Migas tetap komit pada penyederhanaan perizinan itu. Dengan atau tanpa Rudi Rubiandini.

UCAPAN selamat itu mula-mula saya ragukan. Karena itu saya tidak segera menanggapi. Masak sih Pertamina sudah berkembang sehebat itu? Sudah bisa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News