Pertanda-pertanda dari Orwellian
Oleh Dahlan Iskan
jpnn.com - Waktu tinggal 1 menit. Jam di New York menunjukkan angka 23.59. Tapi lampu hijau yang ditunggu tidak juga datang. Tepat pukul 00.00 Qualcomm mengumumkan: batal membeli NXP.
Lampu hijau yang ditunggu itu seharusnya datang dari Beijing. Delapan negara lainnya sudah setuju.
Tinggal Tiongkok yang belum setuju. Tanpa alasan. Tanpa berita.
Tiongkok hanya membisu. Diam. Sampai pukul 00.00. Orang pun menafsirkan sendiri-sendiri: ini bagian dari perang dagang. Balasan untuk Amerika.
Atau: merger dua raksasa chip itu mengancam rencana Tiongkok: menjadi pelopor 5G di dunia handphone.
Dugaan lain: merger itu bisa mengancam dominasi Tiongkok. Dalam menciptakan dunia tanpa uang (cash-less). Persetujuan bulat sembilan negara diperlukan. Untuk mencegah terjadinya monopoli tingkat dunia.
Tapi juga bisa dipakai yang lain: perang dagang.
Qualcomm yang kini terbesar kedua dalam pembuatan microprocessor tidak bisa membatalkan begitu saja. Qualcomm harus membayar uang pembatalan. Sebesar Rp 24 triliun. Tepatnya USD 2 miliar.