Pertanian Kelapa Butuh Sentuhan Pemerintah
“Jika dibandingkan dengan India yang memiliki jumlah kebun lebih kecil, produksi kelapa Indonesia masih rendah. Kita perlu tata kelola perkebunan kelapa dan implementasi segera seperti percepatan pembibitan dan peremajaan pohon,” kata Moeldoko.
Moeldoko menegaskan, adanya tantangan besar untuk on-farming dan off-farming dalam pertanian kelapa.
Untuk itu, dalam hal on-farming, Moeldoko mendukung percepatan peremajaan pohon, perbaikan pengolahan dan pendampingan petani.
“Sedangkan dalam hal off-farming, pembentukan organisasi untuk saling membantu dan penguatan kapasitas petani serta kemudahan akses permodalan harus didukung,” sambungnya.
Moeldoko berpandangan, ada beberapa isu strategis dalam perkebunan kelapa.
Yaitu keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia. Sebagai negara kepulauan di khatulistiwa yang memiliki iklim dan kontur tanah yang cocok untuk kelapa seharusnya bisa menjadikan Indonesia menjadi produsen kelapa terbesar di dunia.
"Linkage antara petani dan industri yang belum efektif, sehingga belum dapat membentuk sinergi yang dapat mengefisienkan pasar dengan kerja sama win-win solution, diversifikasi dan diferensiasi produk turunan dari kelapa yang membutuhkan percepatan adopsi teknologi dan inovasi industri yang dapat meningkatkan nilai jual kelapa," paparnya.
Selain itu, lanjut Moeldoko, penyelesaian status hukum tanah yang sebagian masih dalam kawasan hutan, disarankan untuk segera diselesaikan.
Indonesia memiliki potensi sangat besar dalam industri kelapa untuk meningkatkan perekonomian.
- Berkontribusi di Industri Kelapa, Sambu Group Raih Penghargaan dalam Cocotech 2024
- Pasar Dunia Lesu, Industri Kelapa Terdampak Langsung
- Sawit Masih Moncer, tetapi Nasib Ekspor Kelapa Aduh, Lesu
- BPDPKS Demo Pembuatan Cokelat dan Sabun Berbahan Sawit
- Kemenperin Kembangkan IKM Kelapa Terpadu dari Jambi Sampai Gorontalo
- Pemerintah Kucurkan Rp 1 Triliun untuk Industri Kelapa