Pertanian Menjadi Sektor Paling Terdampak Perubahan Iklim, Waspada!
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa pertanian merupakan sektor yang paling terdampak perubahan iklim.
Menurut Dwikorita, perubahan pola curah hujan dan kenaikan suhu udara menyebabkan produksi pertanian menurun secara signifikan.
"Kejadian iklim ekstrem berupa banjir dan kekeringan menyebabkan tanaman yang mengalami gagal panen atau puso makin meluas," ujar Dwikorita.
Dia menuturkan dampak perubahan iklim yang besar memerlukan upaya aktif untuk mengantisipasinya melalui strategi mitigasi dan adaptasi.
"Jika tidak, maka ketahanan pangan nasional akan terancam," ungkap Dwikorita saat pembukaan Sekolah Lapang Iklim (SLI) Komoditas Buah Jeruk yang berlangsung di Balai Desa Bringin Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo, baru-baru ini.
Sebagai ujung tombak pertanian, petani harus memiliki bekal ilmu pengetahuan untuk dapat memahami fenomena cuaca dan iklim beserta perubahannya.
“Dengan mengetahui lebih dini, petani dapat melakukan perencanaan mulai dari penyesuaian waktu tanam, penggunaan varietas unggul tahan kekeringan, pengelolaan air, dan lain sebagainya," katanya.
Melalui SLI, BMKG berupaya membantu petani memahami informasi iklim. Terlebih, pertanian merupakan kegiatan yang dilakukan di tempat terbuka sehingga sangat berkaitan dengan cuaca dan iklim.
Kepala BMKG menyatakan bahwa pertanian menjadi sektor paling terdampak perubahan iklim.
- BMKG: Cuaca Ekstrem di Jateng Bertahan sampai Februari 2025
- Syngenta Luncurkan Herbisida Padi Terbaru, Ini Keunggulannya
- Jaga Stabilitas Pangan, Kementan Minta Bulog Serap Gabah Petani Sesuai HPP
- Banjir Melanda Jakarta, Pemprov Bakal Memodifikasi Cuaca
- Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Januari, Pagi Sudah Hujan
- Riyono Caping Ingatkan Bulog Fokus Serap Beras Petani, Singgung Perjanjian Kerja Sama