Perteguh Lagi Komitmen Hidup Bersama Dalam Perbedaan
Senin, 10 September 2012 – 21:12 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hajriyanto Y Thohari, menyatakan bahwa kesepakatan tentang hidup bersama dalam perbedaan harus diteguhkan kembali. Sebab, keragaman suku, etnis dan agama di Indonesia tidak merata penyebarannya.
"Ada enam agama yang diakui negara, ada mayoritas dan minoritas, ada modernis dan tradisional yang secara keseluruhan tidak merata penyebarannya. Semuanya itu sudah eksis jauh sebelum negara ini berdiri. Satu-satunya perekat bagi semua keberbedaan itu hanyalah komitmen untuk hidup dalam perbedaan yang nyata itu," kata Hajriyanto Y Thohari, dalam acara Dialog Pilar Negara bertema "Kebhinekaan Sebagai Modal Indonesia", di gedung Nusantara IV, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (10/9).
Menurutnya, upaya yang paling realistis untuk dapat memperteguh komitmen hidup bersama adalah dengan memperbanyak dialog terbuka di antara penganut agama yang berbeda itu. Sayangnya, dialog itu akhir-akhir ini tidak berjalan.
"Dialog terbuka inilah yang akhir-akhir ini tidak berjalan secara baik. Padahal ini sangat penting untuk terus dikembangkan dari waktu ke waktu demi terjaganya keutuhan bangsa dan negara ini ke depan," tegasnya.
JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hajriyanto Y Thohari, menyatakan bahwa kesepakatan tentang hidup bersama dalam perbedaan
BERITA TERKAIT
- Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni Diberi Banyak Apresiasi Saat Evaluasi Kinerja di Kemendagri
- Kemendagri Apresiasi Kinerja Pj Gubernur Sumut, Luar Biasa
- 5 Berita Terpopuler: Pernyataan BKN Keluar, Kepastian Besaran Gaji PPPK Paruh Waktu Ada tetapi Tanpa Tunjangan, Waduh
- Gaji PPPK Paruh Waktu Rp 3,8 Juta, Jam Kerja Part Time Belum Jelas
- Peradi Masih jadi Pilihan Utama Calon Advokat Untuk Ikuti PKPA
- Masjid Indonesia Pertama di Yokohama Jepang Resmi Dibangun