Pertempuran Sengit di Libya Terus Terjadi

Pertempuran Sengit di Libya Terus Terjadi
Pertempuran Sengit di Libya Terus Terjadi
Bentrok di Zawiya berakhir dengan terbelahnya kota tersebut. Sisi timur dikuasai gerilyawan dan sisi barat dikuasai pasukan pro-Kadhafi. Tapi, sejumlah tank dan senjata tempur militer pemerintah disiagakan di alun-alun yang berada di pusat kota, untuk merepresi gerilyawan. "Alun-alun kota benar-benar telah hancur. Sebagian besar penduduk juga mengungsi," kata Salem Ganu, seorang gerilyawan.

Pasang surut perlawanan gerilyawan Libya itu justru membuat Kadhafi, yang didukung pasukan trampil bersenjata lengkap, semakin ngotot bertahan. "Mereka (gerilyawan) tak punya harapan. Hanya ada dua opsi yang bisa mereka pilih. Yakni, menyerah atau melarikan diri," tandas pemimpin 68 tahun itu dalam wawancara dengan harian Italia Il Giornale seperti dilansir AFP kemarin.

Sementara itu, negara-negara Barat yang tergabung dalam G8 juga tak kunjung menyepakati larangan terbang untuk Libya. Kondisi yang sama dialami Dewan Keamanan (DK) PBB. Selain Prancis dan Inggris, negara-negara lainnya ragu menerapkan larangan terbang tersebut. "Sejauh ini, saya belum bisa meyakinkan mereka untuk menerapkan opsi tersebut," kata Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe.

Utusan khusus Rusia di PBB, Vitaly Churkin, menyatakan bahwa usulan untuk menerapkan larangan terbang bagi Libya masih belum jelas. "Jika nantinya larangan terbang diberlakukan, apa implementasinya? Dan, bagaimana menerapkannya?" katanya sebagaimana dilansir Associated Press. Tapi, menurut dia, Moskow akan dengan senang hati mendukung opsi itu jika memang selaras dengan keinginan masyarakat global. (hep/dos/ito/jpnn)

AJDABIYA - Bentrok loyalis Muammar Kadhafi dan pemberontak alias gerilyawan prodemokrasi terus terjadi. Hingga kemarin (15/3), pertempuran sengit


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News