Pertempuran Terakhir untuk Yingluck
jpnn.com - BANGKOK - Puluhan ribu pendukung pemerintah Thailand menyesaki jalanan ibu kota dalam sebuah aksi yang mereka sebut pertempuran terakhir untuk melindungi Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
Saat ini adik mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra itu menghadapi serangkaian upaya pemakzulan yang sangat mungkin melengserkannya hanya dalam hitungan minggu.
Massa Kaus Merah yang sebagian besar berasal dari kantong-kantong miskin di utara dan timur laut Thailand itu datang ke Bangkok dengan berbagai atribut dukungan.
Mereka menyatakan tidak akan menerima upaya pendongkelan lagi terhadap pemerintah yang dibentuk secara demokratis. Sebelumnya pada 2006, pemerintahan Thaksin jatuh melalui kudeta militer.
“Ini akan menjadi pertarungan terakhir,” seru Pemimpin Kaus Merah Jatuporn Prompan di depan massa. “Kami di sini untuk mencari solusi dengan para elite,” imbuhnya.
Dia menambahkan bahwa pengikutnya tidak gentar dengan ancaman perlawanan dari kelompok oposisi. “Lebih baik mati daripada hidup sebagai budak,” teriaknya.
Yingluck bakal menghadapi upaya pemakzulan sehubungan dengan skema subsidi beras yang kontroversial dan justru merugikan keuangan negara.
Selain itu, Mahkamah Konstitusi menuduh sang perdana menteri melakukan abuse of power terkait dengan pergantian sejumlah petinggi top polisi dan militer.
BANGKOK - Puluhan ribu pendukung pemerintah Thailand menyesaki jalanan ibu kota dalam sebuah aksi yang mereka sebut pertempuran terakhir untuk melindungi
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan RI Dukung Penguatan Pasukan Perdamaian di Palestina
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Presiden Prabowo Mengungkapkan Kerinduannya
- Prabowo: Indonesia Dukung Energi Terbarukan & Pengurangan Emisi Karbon
- Prabowo Bertemu Sekjen PBB di Brasil, Ini yang Dibahas