Pertempuran Tersengit di Damaskus
Selasa, 17 Juli 2012 – 09:09 WIB
Seusai bertemu Kofi Annan, Lavrov mengatakan bahwa sesuai Bab VII Piagam PBB, penerbitan resolusi DK PBB akan otomatis mengakhiri mandat tim pemantau PBB di Syria (UNSMIS). ’’Bagi kami, langkah itu akan berbahaya dan justru kontraproduktif. Kita tidak bisa lagi melakukan tawar-menawar melalui tim pemantau tersebut,’’ tuturnya.
Baca Juga:
Lavrov juga menegaskan kembali sikap Rusia terhadap Syria. Dia menyatakan bahwa pemerintahannya tidak asal mendukung rezim Assad. ’’Perubahan kekuasaan apapun di Syria harus dicapai lewat perundingan. Sayangnya, oposisi tidak mau berunding dengan rezim Assad. Padahal, sangat tidak masuk akal membujuk Assad meletakkan jabatan,’’ terangnya.
Sementara itu, karena aksi kekerasan yang meningkat, Palang Merah Internasional (ICRC) menyatakan Syria telah jatuh dalam perang sipil (perang saudara). Sebelumnya, zona konflik bersenjata noninternasional, istilah diplomatik untuk perang sipil, hanya terbatas di tiga provinsi. Yakni, Idlib, Homs dan Hama. Tapi, kini, area persebaran konflik itu sudah hampir merata di berbagai belahan Syria.
’’Kami memantau sejak April lalu. Kini, setiap terjadi bentrok, kondisinya bisa didefinisikan sebagai konflik senjata noninternasional,’’ ujar Jubir ICRC Alexis Heeb. PBB, lanjut dia, perlu menerapkan hukum kemanusiaan internasional di Syria demi melindungi rakyat tak berdosa.
DAMASKUS – Konflik bersenjata terus mengguncang Syria. Senin (16/7) pemerintahan Presiden Bashar al-Assad mengerahkan kendaraan tempur dan
BERITA TERKAIT
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya
- Hmmm... Puluhan Warga Yahudi Israel Mau Jadi Mata-Mata Iran
- Erdogan Jorjoran Menyokong Musuh Assad, Apa Kepentingan Turki di Suriah?
- Geledah Kantor Presiden, Polisi Korsel Cari Bukti Pengkhianatan