Hikayat Achmad Sjaichu (4)
Pertemuan Empat Mata dengan Soeharto

Pemilu pertama di musim Orde Baru akhirnya digelar. Bukan pada 1968--sebagaimana kesepakatan awal--bukan juga pada 1973 sebagaimana yang diinginkan kubu Soeharto. Tapi, 1971.
Pada Pemilu 1971, NU menempati posisi runner up di bawah Golkar. Menurut cerita di buku itu, saat kampanye NU banyak diintimidasi.
Bila dibanding Pemilu 1955, NU naik dari peringkat 3 ke peringkat 2. Dan 45 kursi saat pemilu 1955 menjadi 50 kursi lebih saat pemilu 1971.
Dua tahun kemudian, persisnya 1973, pemerintah Soeharto mengeluarkan kebijakan fusi partai. NU lebur ke dalam PPP.
"…banyak kalangan NU yang mempunyai lembaga pendidikan menurunkan papan nama NU. Padahal, sebelumnya mereka dengan penuh kebangaan memasang papan nama NU tadi."
Sementara waktu, politik NU pun kandas.
Sjaichu menyesali perbuatannya?
Meski tak memenuhi harapan, "semua yang kita lakukan saat itu, tak lain karena kita ingin suasana yang lebih baik," kata Sjaichu.
"SJAICHU adalah salah satu di antara orang sipil yang sangat berjasa terhadap Orde Baru," ungkap Alamsjah Ratu Perwiranegara, pembantu Presiden Soeharto.
- Peringatan Keras Presiden Prabowo untuk Bawahannya, Heemm
- Sejarah Etnik Simalungun dan Kepahlawanan Rondahaim Saragih
- Harlah ke-102 NU: Presidium MLB NU Menggelar Diskusi Publik di Kediri
- Profil Hariman Siregar Tokoh Malari, Sosok Pemberani Berjiwa Perlawanan
- GP Ansor Luncurkan Asta Cita Center, Lembaga Think Tank untuk Wujudkan Indonesia Emas
- Kisah Jenderal TNI Menolak Keris sebelum Malari