Pertikaian Terjadi Saat Diplomat RI Diwawancarai Wartawan di Samoa
Jawaban Dubes Tantowi Yahya
Menanggapi insiden tersebut, Dubes RI untuk Selandia Baru, Samoa dan Tonga Tantowi Yahya mengatakan, banyak pihak yang berbicara tentang Papua, tidak benar-benar tahu tentang apa yang terjadi di sana sekarang ini.
"Dengan kata lain, mereka tak memiliki informasinya secara berimbang. Mereka mendengar informasi yang terkadang merupakan berita yang dibuat-buat, berita yang dipelintir atau bahkan harapan," jelas Tantowi kepada program Pacific Beat Radio Australia hari Rabu (13/9/2017) lewat telepon.
"Kami dari Indonesia, tidak benar-benar mendapat kesempatan banyak untuk memberi tahu masyarakat (luar) mengenai apa yang terjadi," tambahnya.
Mantan anggota DPR RI dari Partai Golkar itu menerangkan, hal tersebut tak bisa diartikan bahwa Indonesia membela diri secara mati-matian.
"Kami hanya ingin menyampaikan informasi. Informasi yang adil untuk menyeimbangkan informasi yang dipelintir. Satu hal yang bisa digarisbawahi adalah Indonesia bukanlah negara yang sempurna dalam mengatasi pelanggaran hak asasi manusia," ujar Tantowi.
Tantowi lantas mengaku bahwa memang ada pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di masa lalu.
"Kami akui, ada pelanggaran HAM di masa lalu. Tapi di sisi lain masyarakat (internasional) juga harus mengerti bahwa kami berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi masalah itu secara terbuka dan dalam cara yang transparan," ujarnya.
Dalam wawancara ini Tantowi juga menyampaikan undangan terbuka bagi para wartawan di Pasifik untuk datang ke Indonesia melihat sendiri apa yang terjadi di negaranya.
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat
- Jakarta Punya Masalah Kucing Liar, Penuntasannya Dilakukan Diam-diam
- Dunia Hari Ini: Ada Banyak Pertanyaan Soal Kecelakaan Pesawat Jeju Air