Pertokoan Modern Jangan Dibangun Dekat Pasar Tradisional
jpnn.com, CIAMIS - Pedagang Pasar Galuh Kawali, Ciamis mengeluhkan soal kondisi pasar tradisional yang makin ditinggalkannya oleh pembeli.
Apalagi dengan munculnya pertokoan modern sejak 2008, mengerus pendapatan pedagang di pasar itu turun.
Sekretaris Himpunan Pedagang Pasar Galuh Kawali, Abdul Khobir Farizal menyampaikan hal itu saat calon wakil gubernur Jawa Barat Nomor Urut 1, Uu Ruzhanul Ulum berkunjung ke pasar tersebut.
Menurut dia pendapatan pedagang di Pasar Kawali mengalami penurunan bertahap setelah pasar dan pertokoan modern dibangun secarab berkala pada 2008 lalu. Sekarang pendapatan kita paling cuma seperempatnya dibanding sebelum ada pasar dan toko modern.
"Sekarang saja, pas puasa, pasar kita masih sepi pembeli. Pembeli sudah beralih ke pasar-pasar modern. Di sini banyak toko modern yang jaraknya dekat dengan pasar," kata Farizal.
Mendengar hal itu, Kang Uu menyatakan, pertokoan modern tak boleh dibangun di areal dekat pasar tradisional.
Pemerintah mematok radius minimum jarak antara pasar tradisional dan modern ini sekitar 2,5 km.
Produk-produk yang dijual di pasar modern tersebut juga 30 persen di antaranya merupakan produk lokal.
Pemerintah berkewajiban melindungi pedagang pasar tradisional yang notabene merupakan pengusaha kecil dan menengah.
- Cabup Bojonegoro Setyo Wahono Pastikan Pasar Tradisional menjadi Daya Tarik Pengunjung
- Bea Cukai Malili Gelar Operasi Gempur Rokok Ilegal, Menyasar Sejumlah Pasar dan Toko
- Bank DKI Gandeng Perumda Pasar Niaga Kerta Raharja, Berikan Layanan Fasilitas Perbankan
- Berkat Berbagai Fasilitas Ini, Pasar Modern Paramount Kembali Raih Penghargaan
- Hamdalah, Sudah 2 Hari Harga Beras Turun
- Algafry Mewajibkan 500 ASN Bangka Tengah Belanja di Pasar Tradisional