Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Moncer, Ahli: Tak Boleh Terlena
jpnn.com, JAKARTA - Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira mengakui bahwa berbagai kebijakan pemerintah mampu membuat pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 mencapai 5,44 persen (yoy).
Kebijakan itu adalah subsidi harga BBM dan LPG 3 kilogram dan pencairan tunjangan hari raya (THR).
"Ini kontribusinya besar dalam mempertahankan daya beli kelompok menengah dan bawah,” katanya di Jakarta, Jumat (5/8).
Menurut Bhima, pemberian subsidi kepada masyarakat kelas menengah ke bawah sangat tepat.
Sebab, dengan subsidi itu mereka tetap bisa melakukan konsumsi.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,51 persen (yoy) menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi Indonesia kuartal II menurut pengeluaran yakni sebesar 2,92 persen.
"Pembayaran THR karyawan swasta yang penuh turut andil dalam memperbaiki daya beli kelompok pekerja upahan," ungkapnya.
Hal itu, mendorong mobilitas masyarakat yang diperlonggar terutama saat momentum bulan Ramadan dan Lebaran termasuk kebijakan diperbolehkan untuk mudik.
Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira meminta semua pihak tidak terlena dengan angka pertumbuhan ekonomi
- Akademisi Kritik Pola Komunikasi Pemerintah Soal Pagar Laut, Muncul Kesan Tidak Tegas
- Pengumuman! Harga Pertamax Naik Hari Ini, jadi Rp 12.900 per Liter
- Strategi Pemerintah Mempertahankan Stabilitas Harga Pangan Sepanjang 2025
- Airlangga Sampaikan Inflasi Sepanjang 2024 Terjaga, Target Tercapai
- Ramaikan Acara Joyful Ramadan, Meisya Siregar Ungkap Hal Ini
- Lanjutkan Capaian Kinerja 100 Hari Prabowo, Ketahanan Pangan & Pertumbuhan Ekonomi jadi Aspek Utama