Pertumbuhan Ekonomi Mengarah ke Batas Bawah
jpnn.com - JAKARTA - Pengetatan ikat pinggang moneter serta perekonomian global yang lesu darah, makin menekan akselerasi produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Pada kuartal kedua tahun ini, pertumbuhan output ekonomi tanah air hanya 5,12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Angka tersebut lebih rendah ketimbang pertumbuhan kuartal pertama yang sebesar 5,22 persen (yoy).
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara memaparkan, kendati ekonomi melambat, akan tetapi pihaknya menilai masih sejalan dengan langkah pengelolaan stabilisasi makroekonomi yang dilakukan BI dan Pemerintah. Yakni untuk menekan inflasi dan defisit transaksi berjalan.
"Realisasi pertumbuhan PDB ini memang sedikit lebih rendah dari perkiraan kami. Namun kami bakal terus memonitor berbagai perkembangan domestik maupun eksternal," tuturnya kepada Jawa Pos, kemarin (5/8).
Meski realisasi pertumbuhan ekonomi di bawah ekspektasi, Mirza menerangkan, pihaknya belum akan merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi.
"Full year 2014 di kisaran 5,1-5,5 persen. Pada kuartal tiga dan kuartal empat juga di kisaran tersebut. Tapi cenderung ke range bawah," tuturnya.
Sebelumnya, BI sudah tiga kali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi. Yang terakhir, pada rapat dewan gubernur (RDG) pada Mei, BI memutuskan untuk merendahkan target akselerasi PDB ke level 5,1-5,5 persen.
Sebelumnya, pada Januari 2014, BI memproyeksi pertumbuhan ekonomi berada di level 5,8-6,2 persen. Selang dua bulan, tepatnya Maret 2014, otoritas moneter merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi pada rentang 5,5-5,9 persen.
JAKARTA - Pengetatan ikat pinggang moneter serta perekonomian global yang lesu darah, makin menekan akselerasi produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
- Jubir Ungkap Kemenko Perekonomian jadi Referensi Utama Pemberitaan Kebijakan Ekonomi
- Pertamina: Jawa Barat Ada 49 Ribu Pangkalan Elpiji 3 Kilogram
- Beri Kemudahan Kepada Pengusaha Cukai, Bea Cukai Jember Terbitkan NPPBKC
- Laskar Merah Putih Puji Instruksi Presiden Prabowo soal Pengecer Bisa Jual Elpiji 3 Kg Lagi
- Awali 2025, Kehumasan Kemenko Perekonomian Perkuat Sinergi Antarkementerian
- PT Indesso Aroma Sukses Ekspor Perdana 12 Ton Vanilin ke AS, Ini Harapan Bea Cukai