Pertumbuhan Ekonomi Mengarah ke Batas Bawah
Koreksi terakhir tersebut didasarkan oleh realisasi pertumbuhan ekonomi secara riil per kuartal pertama tahun ini yang melorot menjadi 5,21 persen, dari 5,72 persen pada kuartal empat 2013. Capaian pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan yang paling rendah sejak 2009 silam. Namun rupanya, ekonomi terus melambat pada kuartal kedua.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menambahkan, perlambatan tersebut disebabkan oleh kontraksi pertumbuhan ekspor yang utamanya terjadi pada komoditas berbasis sumber daya alam.
Sebagaimana diketahui, sebagian ekspor barang tambang masih terhenti akibat kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah, padahal ekspor lainnya seperti dari komoditas batu bara dan CPO masih menghadapi pelemahan permintaan.
"Terkontraksinya belanja pemerintah dan kegiatan investasi nonbangunan sebetulnya juga memicu perlambatan ini," tuturnya.
Beberapa kontraksi belanja pemerintah tersebut, papar Tirta, di antaranya adalah penangguhan penyaluran dana bantuan sosial yang mengakibatkan turunnya belanja barang dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Di satu sisi, pertumbuhan investasi nonbangunan yang negatif terutama disebabkan oleh investasi alat angkutan luar negeri yang masih kontraksi sejalan dengan kinerja ekspor tambang yang belum membaik.
Namun demikian, menurut Tirta, Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini 2014 ditopang oleh kinerja konsumsi rumah tangga yang masih kuat. Antara lain sebagai dampak dari pelaksanaan Pemilu, seperti tercermin pada membaiknya kinerja industri makanan minuman dan industri kertas. Investasi bangunan juga masih tumbuh cukup baik.
"Impor yang menurun akibat moderasi permintaan domestik membantu mengurangi tekanan eksternal akibat penurunan ekspor," ujarnya. (gal)
JAKARTA - Pengetatan ikat pinggang moneter serta perekonomian global yang lesu darah, makin menekan akselerasi produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gantikan Posisi Wulan Guritno, Chef Juna jadi Komisaris Independen PT Lima Dua Lima Tiga
- Kinerja BUMN Melesat di Tahun Ini, Dividen Tercapai 100% Senilai Rp 85,5 Triliun
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Sigap Atasi Kebocoran Pipa BBM di Cakung-Cilincing
- MR. DIY Bakal Melantai di Bursa, Tawarkan Saham Mulai Rp 1.650
- Bintang Sempurna Meraih 3 Penghargaan di Asian Print Awards 2024
- Kementerian BUMN Setorkan Dividen ke Negara Rp 85,5 Triliun, Optimistis Meningkat 2025