Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV Butuh Sokongan Percepatan Belanja APBN
INDEF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen di Kuartal IV mendatang. Jika pemerintah ingin kembali mencetak rekor, ada tiga yang bisa dilakukan.
“Pertama mempercepat belanja modal dan barang. Perlu ada terobosan yang cukup strategis, dengan waktu yang sangat terbatas dalam dua bulan bisa diselesaikan, kalau tidak sangat sia-sia SILPA yang besar tidak berarti pada masyarakat yang membutuhkan,” kata Tauhid.
Yang kedua, penyesuaian yang lebih moderat Suku Bunga Bank Indonesia mengikuti perkembangan inflasi yang sangat terpengaruh kondisi global.
“Yang terakhir, agar memang perlambatan ekonomi tidak terjadi, maka perlu penguatan pasar domestik untuk berbagai produk-produk yang memiliki daya saing di pasar global dan mempercepat industri substitusi impor di tengah kuatnya arus importasi beragam produk industri,” tegas Tauhid.
Kurangi Tekanan Inflasi
Sementara itu, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengungkapkan pertumbuhan 5,72 persen di Kuartal III 2022 (yoy) merupakan ekspansi kuartal keenam berturut-turut dan laju terkuat sejak Kuartal II 2021 meski di bawah perkiraan.
"Angka realisasi tersebut di bawah perkiraan kami sebesar 6,0 persen yoy dan di atas konsensus pasar sebesar 5,6 persen," terangnya.
Faisal mengungkapkan peningkatan itu didasarkan pada sejumlah faktor seperti tingginya harga komoditas yang berdampak positif pada sektor eksternal dan APBN, penguatan konsumsi rumah tangga seiring membaiknya permintaan dan mobilitas masyarakat berkat keberhasilan pemerintah dalam penanggulangan covid-19.
Dua sektor pendorong pertumbuhan ekonomi, yaitu dari transportasi dan pergudangan. Selain itu wisatawan mulai masuk dan kebutuhan belanja terus meningkat.
- Menko Airlangga Dorong Kerja Sama dengan Arizona State University, Ini Tujuannya
- Satgas Semikonduktor Indonesia dan Purdue University Teken MoU, Menko Airlangga: Momentum Bersejarah
- Transaksi Modal dan Finansial Melonjak, Neraca Pembayaran Indonesia Surplus
- Indonesia-Brasil Perkuat Sinergi Ekonomi, Teken Kerja Sama Senilai USD 2,8 Miliar
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
- Ekonom CORE: PPN 12 Persen Semestinya Ditunda