Pertumbuhan Kredit Bertengger di Angka 13,1 Persen
Menurunnya optimisme permintaan kredit baru itu terutama akibat permintaan pembiayaan rendah.
Prioritas penyaluran kredit kuartal pertama, berdasar jenis penggunaan relatif tidak ada perbedaan.
Berdasar sektor ekonomi, prioritas utama sektor industri pengolahan, diikuti sektor perdagangan besar dan eceran, dan sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi.
Selain itu, kebijakan penyaluran kredit bank pada kuartal pertama diprediksi lebih longgar dari kuartal sebelumnya.
Pelonggaran kebijakan kredit itu meliputi pemberian suku bunga kredit lebih rendah dan penurunan biaya provisi.
Sedangkan faktor pendorong pelonggaran kebijakan kredit, antara lain, perkiraan kondisi ekonomi lebih baik dan sektor riil memerlukan dukungan pembiayaan. Rata-rata suku bunga kredit rupiah juga diperkirakan menurun seiring penurunan suku bunga dana.
Rata-rata suku bunga kredit modal kerja rupiah diperkirakan turun satu basis points (bps) menjadi 12,51 persen per tahun.
Kemudian suku bunga kredit investasi turun empat bps menjadi 12,77 persen per tahun, dan suku bunga kredit konsumsi defisit enam bps menjadi15,36 persen per tahun.
Pertumbuhan kredit diprediksi akan bertengger di kisaran 13,1 persen sepanjang 2017.
- Pemerintah Terus Mendorong KUR yang Hampir 10 Tahun Berjalan untuk Usaha Produktif
- Kolaborasi Privy dan JULO Tingkatkan Keamanan dan Kemudahan Kredit Digital
- bank bjb Mampu Jaga Kinerja Bisnis Berkelanjutan Hingga Q3 2024
- Agustus 2024, BTN Salurkan Kredit Capai Rp355,27 Triliun
- Pertamina dan NEXI Teken Amendemen MoU di AZEC Ministrial Meeting, Ini Kesepakatannya
- Dukung Transisi Energi Nasional, Kredit Terbarukan Bank Mandiri Meroket Tajam