Pertumbuhan Tinggi dan Berkualitas, Mungkinkah?

Oleh: Said Abdullah - Ketua DPP PDIP

Pertumbuhan Tinggi dan Berkualitas, Mungkinkah?
Ketua DPP PDIP Said Abdullah. Foto: Dokumentasi pribadi

Pembuktian kedua bisa kita gunakan analisa Thomas Piketty tentang ketidaksetaraan terjadi bila kekayaan privat berkembang lebih cepat dari pendapatan nasional.

Data credit Suisse, 2022 menunjukkan 66,8 persen penduduk Indonesia dewasa memiliki kekayaan dibawah 10 ribu USD, dikelompok atas, sebanyak 2 persen penduduk dengan kekayaan 100 ribu – 1 juta USD, dan sebanyak 0,1 persen penduduk dewasa dengan kekayaan diatas 1 juta USD. Rasio gini kekayaan makin senjang, mencapai skor 0,78.

Pertumbuhan Inklusif

Saya mengapresiasi berbagai kebijakan yang ditempuh oleh Presiden Prabowo dalam mengonsolidasikan sumber sumber anggaran pembangunan agar pertumbuhan ekonomi bisa melampaui target APBN 2025 sebesar 5,2 persen, lebih dari itu pertumbuhan ekonominya agar lebih inklusif.

Terbaru melalui instruksi presiden, pemerintah melakukan langkah efisiensi belanja negara.

Dengan demikian, APBN diharapkan lebih fokus untuk membiayai program program strategis, seperti; perbaikan gizi anak, kesehatan, pendidikan, kemandirian pangan, dan energi.

Dengan program gizi dan pendidikan yang baik, permintaan tenaga kerja sehat dan terdidik di pasar tenaga kerja bisa kita penuhi.

Tentu ini bukan program sekali jadi, akan tetapi harus berkelanjutan. Bila dijalankan secara massif dan sistematis, maka outcomenya untuk mendapatkan tenaga kerja berkualitas bisa diharapkan lebih cepat.

Presiden Prabowo Subianto menargetkan pada masa pemerintahannya, perekonomian nasional bisa tumbuh mencapai 8 persen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News