Pertumbuhan Utang Luar Negeri Akhir Januari 2021 Menurun, Begini Penjelasan BI
Kemudian ULN swasta turut tumbuh melambat dibandingkan bulan sebelumnya, pada akhir Januari 2021 tercatat 2,3 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,8 persen (yoy).
“Perkembangan ini didorong oleh perlambatan pertumbuhan ULN Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan (PBLK) serta kontraksi pertumbuhan ULN Lembaga Keuangan (LK) yang lebih dalam. Pada akhir Januari 2021 ULN PBLK tumbuh sebesar 4,9 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,3 persen (yoy),” kata Erwin.
Selain itu, ungkap dia, kontraksi ULN LK tercatat sebesar 6,1 persen (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 4,7 persen (yoy).
Berdasarkan sektornya, ULN terbesar dengan pangsa mencapai 77,0 persen dari total ULN swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor industri pengolahan.
Erwin juga menegaskan, struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Hal itu, kata dia lagi, tercermin dari struktur ULN di mana rasio terhadap PDB pada akhir Januari 2021 yang tetap terjaga di kisaran 39,5 persen.
"Relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 39,4 persen. Selain itu, juga tercermin dari besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,4 persen dari total ULN,” ujar dia.
Adapun dalam rangka menjaga struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN dan didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Bank Indonesia mengatakan ULN menurun tipis jika dibandingkan bulan lalu. Simak selengkapnya.
- BI Catat Uang Beredar Mencapai Rp 9.175,8 Triliun per November 2024
- Usut Kasus korupsi CSR, KPK Periksa Pejabat Bank Indonesia
- Rupiah Melemah Karena Penggeledahan di BI? Misbakhun Angkat Suara
- Pemerintah Sebar Uang Layak Edar Rp 133,7 Triliun untuk Natal dan Tahun Baru
- Sambut Natal & Tahun Baru, BI Menyediakan Uang Layak Edar Rp 133,7 Triliun
- Aliran CSR BI Mengalir ke Yayasan, KPK Sebut Nilainya Cukup Besar