Perubahan Iklim, AFFA Gencarkan Peralihan ke Pola Makan Berbasis Nabati
jpnn.com, JAKARTA - Di tengah Kampanye Jeda Iklim Global, NGO juga ikut menyoroti peran pilihan pangan dalam memitigasi perubahan iklim.
Sekitar 57% emisi gas rumah kaca berasal dari sistem pangan -satu penyumbang besar terhadap perubahan iklim. Padahal, produk hewani hanya mewakili 37% jumlah protein serta 18% kalori yang dikonsumsi di seluruh dunia.
“Kita dihadapkan pada kenyataan yang mendesak, angka yang mengkhawatirkan ini menunjukkan bahwa perlunya perubahan dalam sistem pangan kita saat ini,” ungkap Manajer Kebijakan Pangan Act for Farmed Animals (AFFA) Among Prakosa dalam keterangannya, Senin (2/10).
AFFA merupakan koalisi organisasi perlindungan hewan Animal Friends Jogja dan Sinergia Animal, yang bekerja untuk mempromosikan pilihan pangan lebih sehat dan berkelanjutan di negara-negara bagian Selatan, termasuk Indonesia.
Menurut laporan yang diterbitkan Komisi EAT-Lancet, sistem pangan yang sesuai dengan tujuan lingkungan dan gizi idealnya terdiri dari dari mayoritas makanan yang berbasis nabati.
Among mengatakan peralihan ke pola makan yang lebih berbasis nabati dapat mengurangi dampak lingkungan dari sistem produksi pangan sekaligus mendorong peningkatan gizi.
"Hal tersebut mampu memainkan peran penting dalam memitigasi tantangan lingkungan dan meningkatkan kesehatan global,” tambah Among.
Memitigasi perubahan iklim melalui perubahan pola makan Panel Antarpemerintah mengenai Perubahan Iklim (IPCC) Perserikatan Bangsa Bangsa, menggarisbawahi bahwa perubahan pola makan menjadi perihal yang penting untuk mengurangi dampak emisi yang berbahaya.
Terjadinya perubahan iklim mendorong AFFA menggencarkan peralihan ke pola makan berbasis Nabati
- Dirut Bank Mandiri Sebut Indonesia Punya Peran Vital dalam Perubahan Iklim Global
- UID Sukses Gelar Forum Merajut Masa Depan Indonesia
- Waka MPR Ajak Komunitas Peduli Lingkungan Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim
- Dubes Norwegia Apresiasi Upaya Aksi Penanggulangan Perubahan Iklim Indonesia
- Keinginan Prabowo Kurangi Penggunaan Batu Bara di 2040 Disambut Baik
- Umumkan Peraih KEHATI Award 2024, Apresiasi Penyelamat Keanekaragaman Hayati