Perubahan Iklim Berdampak Pada Petani Muda Indonesia, Terutama Gagal Panen yang Besar

Perubahan Iklim Berdampak Pada Petani Muda Indonesia, Terutama Gagal Panen yang Besar
Marlan Ifantri Lase  (27), seorang petani di Nias, menyebut perubahan iklim telah menyebabkan kemarau berkepanjangan sehingga merugikan hasil panennya. (Supplied: Marlan Ifantri Lase)

Khusus untuk sektor pertanian, Dr Rini Astuti mengatakan Australia telah mendukung dengan memberikan pengetahuan yang relevan dan praktis tentang pertanian berkelanjutan di Indonesia.

Menurut dia, pemerintah Australia dapat membantu Indonesia dengan melanjutkan proyek-proyek di lapangan misalnya melalui universitas.

"Kolaborasi timbal balik seperti ini sangat penting untuk menciptakan kawasan Asia Pasifik yang akan bertahan dan berkembang tanpa emisi karbon, serta pembangunan ekonomi hijau," ujarnya.

Menurut dia, Australia dapat mendukung Indonesia secara ekonomi.

"Saya kira sekarang mereka berusaha mengejar pemulihan ekonomi dulu, bukan lingkungan," katanya.

"Pemerintah Indonesia membutuhkan dukungan finansial dan politik untuk menempatkan isu lingkungan sama pentingnya dengan pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID," tambahnya.

Simak artikelnya dalam Bahasa Inggris di sini.


Marlan, 27 tahun, adalah petani muda di Nias yang mengatakan kemarau yang panjang telah merugikan hasil panennya


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News