Perubahan Iklim Bisa Memicu Penyebaran Wabah Seperti Cacar Monyet dan Virus Ensefalitis Jepang
Dikatakan, di dunia yang telah melewati pemanasan global 1 derajat Celcius, sebagian besar penyebaran virus lintas spesies mungkin telah terjadi.
Dr Mike Ryan dari Organisasi Kesehatan Dunia WHO memperingatkan kondisi cuaca yang berubah cepat seperti kekeringan yang diperburuk oleh perubahan iklim, menyebabkan perilaku hewan dan manusia berubah.
Dr Ryan menunjuk wabah cacar monyet baru-baru ini, tren peningkatan kasus demam Lassa, disebarkan oleh tikus Afrika, dan peningkatan frekuensi wabah Ebola.
"Jadi, penyakit-penyakit ini akan terus muncul, mereka akan terus menekan, mereka akan terus melewati batasan spesies,” katanya.
"Pertanyaannya adalah: apakah kita dalam posisi untuk meresponnya secara kolektif?" katanya.
Kesempatan beradaptasi
Saat Bumi menghangat, kita harus siap menghadapi dampak kesehatan langsung yang disebabkan oleh suhu panas tersebut.
"Suhu panas akan mempengaruhi kesehatan kita dengan berbagai cara," kata Dr Osborne dari Universitas Queensland.
IPCC memperkirakan perubahan iklim akan menyebabkan sekitar 250.000 kematian tambahan per tahun, dari malnutrisi, malaria, diare, dan stres akibat suhu panas, antara tahun 2030 dan 2050.
Penelitian terbaru memprediksi perubahan iklim akan meningkatkan peluang bagi penyebaran virus baru secara global
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Dunia Hari Ini: Warga Australia Keracunan Minuman Beralkohol di Fiji
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?
- UID Sukses Gelar Forum Merajut Masa Depan Indonesia
- Waka MPR Ajak Komunitas Peduli Lingkungan Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim